Mohon tunggu...
Dyanita Utami
Dyanita Utami Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Balik Sebuah Topeng

11 November 2016   22:34 Diperbarui: 11 November 2016   22:37 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pada suatu hari tinggalah sebuah keluarga sederhana di sebuah desa terpencil di Yogyakarta. Ayah dan Ibu keluarga ini tidak memiliki uang untuk membeli makanan bahkan, pakaian sehari hari mereka. Keluarga ini memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan cara membajak sawah dengan ternak sapinya sendiri, dan mereka juga memelihara ayam serta berburu ke hutan untuk mencari makanan dan kebutuhan pokok lainnya. Untuk mendapatkan pakaian mereka juga pergi ke gudang gudang mesin untuk mengambil kain kain yang tidak dipakai dan di jadikan baju mereka. Mereka selalu membersihkan tubuhnya dan memakai pakaian yang sama setiap harinya. Mereka mandi di danau di dekat rumah mereka.

Anak dari ayah dan ibu ini bernama Anton, dia sangat cerdas. Ayah dan ibu Anton sangat bangga memiliki anak seperti Anton, Anton selalu mencari makan di hutan, membantu ayah dan ibu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Antonlah yang selalu membuatkan saat baju sudah tidak dapat dipakai lagi, Anton membuat untuk ayah dan ibunya. Hidup mereka damai dan monoton setiap harinya. Pagi hari Ayah selalu memebersihkan ternak mereka, setalah itu ayah membajak sawah di desa mereka. Sang anak selalu berburu ke hutan untuk mencari bahan makan malam. Mereka makan hanya dua kali sehari, saat pagi hari  mereka hanya minum teh hangat dari daun yang selalu Anton ambil dari hutan.

Xby TurboMac

Tapi Pada tanggal 19 October 1942, semunya mulai berubah dikarenakan tanah air Indonesia jatuh ke dalam tangan Jepang. Mendengar berita ini keluarga Anton pun menyiapkan makanan lebih banyak untuk hari kedepannya, tetangga anton pun melakukan hal yang sama dengan keluarga Anton. Bedanya tetangga keluarga Anton semua panik. Terbalik dengan Anton, Anton berusaha membuat kerluarganya nyaman ia juga  berusaha menenangkan warga warga di desa terpencil di Yogya ini. Apalagi diberitakan akan adanya pemimpin Jepang yang datang ke desa terpencil mereka. Tiba tiba tepat 19 October 1942 pukul 13.00 terdengar suara derapan kaki kuda. Semua warga pun gemetar ketakutan di rumah mereka masing masing karena kawatir akan apa yang akan terjadi.

“Keluar, keluar !” teriak pemimpin Jepang ini di tengah desa. Tidak ada anggota keluarga yang keluar selain Anton seorand diri. Saat  Anton melihat pengikut pemimpin Jepang sangat banyak dan dilengkapi dengan senjata dan ketika Anton menyadari ia adalah seorang diri di hadapan pemimpin Jepang dan pengikut Jepang ia mulai sedikit gemetar, karena jika ia melakukan tindakan yang salah pasti akan  ia akan di tembak mati. Ia tidak mau kedua orang tuanya menderita karena pemimpin Jepang. Jadi ia hanya berlutut di hadapan pemimpin Jepang dan menunduk dengan rasa hormat. Karena pemimpin Jepang merasa tidak di hormati dengan warga warga desa di tempat, ia pun jengkel dan marah. “Mana yang lain ?!” Hentak Hisashi  si pemimpin Jepang kepada Anton. Anton pun memberanikan dirinya untuk menjawab. “Biar saya panggilkan, maafkan kami tuan” ucap Anton dengan pelan.  Anton pun berbalik badan dan berlari memanggil warga lainya.

“Kalian semua ! Apakah kalian semua tau akan kehadiran saya hari ini ?!” teriak Hisashi saat semua warga berkumpul termasuk kedua orang tua Anton. Warga pun mengangguk pelan. “Mengapa kalian tidak menyambut saya dengan baik ?!” teriak Hisashi melihat jawaban warga yang telah membuat ia jengkel. “Sekarang kalian bangunkan rumah untuk saya dan keluarga saya tinggal dengan cepat ! saya tunggu sampai matahari terbenam !!” perintah Hisashi kepada seluruh warga. Saat semua warga dari anak anak hingga kakek dan nenek berkerja. Anton dihampiri salah satu prajurit Hisashi, “ Hey kamu ! “ semua menoleh ke arah prajurit tersebut “iya kamu lelaki tinggi”. Datanglah Anton ke hadapan prajurit tersebut dan berlutut dan menunduk. “ ada yang saya bisa bantu ?” ucap Anton. “saya diperintahkan untuk memanggil kamu untuk makan malam bersama keluarga Hisashi” mendengar perkataan itu Anton langsung melihat kearah muka prajurit penuh harapan. “sungguh ??” Tanya Anton.

Matahari pun mulai terbenam, rumah hasil warga pun hampir selesai, warga melakukan semuanya dengan maksimal dikarenakan mereka dipaksa untuk menyelesaikan sebelum matahari terbenam di depan pengikut pemimpin Hisashi dengan senjata di tangan prajurit. Jika salah satu dari mereka tidak berkerja maka akan di tembak langsung dan mati. Toni salah satu teman berburu Anton sangat kelelahan karena ia yang membangun sebagian tembok rumah itu. Toni pun berencana untuk beristirahat dan ia berpikir bahwa pengikut Hisashi tidak akan membunuhnya karena dia telah berkerja sangat banyak. 

Tapi ketika dia duduk dan bersender, Toni hendak memejamkan kedua matanya. “one two three” ucap salah satu pengikut Hisashi sambil menyeker senapan kearah Toni. “DORR !” peluru senapan pertama di hari pertama saat matahari mulai terbenam. Terjatuh tubuh Toni ke tanah dan berlumuran darah keluar dari kepalanya, semua warga mendengar suara yang besar itu langsung melihat kearah Toni. Semua terdiam sejenak. orang tua Toni yang melihat keadaan ini langsung begegas berlari ke tubuh anaknya yang sudah tidak bernyawa dan mulai meneteskan air matanya. “one two three” bisik pegikut Hisashi. Warga yang menyadari hal itu tidak ingin ada peluru kedua maka dia berlari kerah ibu Toni dan melepaskan tubuh ibu Toni dengan anaknya Toni. “DORR !”. tertembaknya warga yang berusaha menyelamatkan Ibu Toni.

Xby TurboMac

Rumah Pemimpin selesai tepat setelah matahari terbenam. Warga mengubur tubuh Toni dan warga yang menyelamatkan Ibu Toni serta mendoakan mereka. Setelah warga desa usai menguburkan kedua jenazah, prajurit memanggil Anton untuk datang ke rumah Hisashi untuk makan malam bersamanya. Anton melangakah secara perlahan menutupi rasa kesal yang ada dibatinnya atas kedukaannya terhadap teman berburunya. Anton pun duduk bersama keluarga Hisashi. 

Hisashi memliki istri dan juga satu anak perempuan yang jelita. Anton pun mengenalkan namanya ke anak Hisashi. ”Anton” kata Anton dengan lembut,”Aisha” balas anak Hisashi. Mereka pun memulai makan malam mereka, Hisashi menanyakan banyak hal ke Anton, “ mengapa hanya kamu yang dating ke hadapan saya saat saya datang ? “ Tanya Hisashi “ saya merasa kasihan dengan warga lain, mereka ketakutan dan kawatir akan apa yang akan terjadi saat kehadiaranmu” balas Anton dengan jujur. “ mengapa kau mengajak saya makan malam bersama keluarga mu tuan ?” Tanya Anton tanpa berpikir dua kali. ”aku ingin bertanya kepada mu harta yang dimiliki desa ini dengan jujur”. Berbincangan pun berjalan dengan damai, Anton memberitahu apa yang ada di desa tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun