Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sedialah Payung sebelum Hujan

17 Desember 2022   02:22 Diperbarui: 17 Desember 2022   02:59 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: insights.id

Geliat alam nyata kian menggejala
Gempa, banjir bandang, erupsi gunung, hujan badai dimana-mana
Satu demi satu tampil dengan tiba-tiba tanpa kira oleh kita manusia

Isyarat apakah?
Pertanda apakah?

Apakah Tuhan sedang beri peringatan kepada umat manusia?
Atau memang manusia belum sadar jua dengan perilakunya?

Nafsu serakah ditonjolkan demi harta, tahta dan kuasa atas sesama
Menggilas, menindas dan menghisap pada sesama
Merusak tatanan keseimbangan alam semesta ciptaan Tuhan
Yang semustinya dijaga dan dipelihara demi kepentingan bersama
Dalam wujud saling kasih sayang dan saling memakmurkan antar sesama

Namun tidaklah demikian nyatanya
Tuhan Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang ... diabaikan!
Tak digubris mau-Nya, untuk apa alam semesta diciptakan-Nya bagi manusia?
Bukankah, tidaklah diciptakan alam semesta dengan segala isinya
Kecuali untuk dijaga dan dipeihara keseimbangannya?
Bukankah, tidaklah diciptakan jin dan manusia, kecuali hanya untuk mengabdi kepada-Nya?
Sadarkah diri manusia?

Lihatlah, saksikanlah!
Betapa ketimpangan sosial ekonomi pun menggejala
Wabah penyakit mulai merebak di belahan bumi
Krisis ekonomi, krisis energi, dan krisis pangan pun mulai terasa
Konflik perang antar bangsa yang tak berkesudahan
Apakah ini bukan lantaran akibat dari sebab ulah-ulah manusia perusak keseimbangan
Seperti yang telah diajarkan oleh Tuhan?

Tatanan hidup dalam kehidupan penuh dengan keseimbangan
Itulah, yang dimaui Tuhan kepada manusia
Sebagaimana torehan sejarah para nabi, patron kehidupan umat manusia yang tak terbantahkan 
Dalam membumikan ajaran Tuhan yang penuh dengan keseimbangan nan sempurna
Karena alam semesta pun diciptakan oleh Tuhan dengan prinsip dalam keseimbangan nan sempurna

Geliat alam semesta dengan bencananya yang kian menggejala
Ketimpangan sosial ekonomi yang melanda dan mulai menuju krisis
Adalah isyarat dan peringatan dari Tuhan ...

Belum cukupkah?

Dan, bersiap-siaplah
Karena sesal kemudian tiada guna ... 

*****

Kota Malang, Desember di hari ketujuh belas, Dua Ribu Dua Puluh Dua.
  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun