Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja yang Terlarang

23 Juli 2022   01:30 Diperbarui: 29 Juli 2022   19:28 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tersingkaplah tabir tirai yang selama ini engkau jadikan tebeng untuk menyembunyikan perilaku nista aibmu, bermain petak umpet dengan sang prajurit muda yang biasa mengawalmu, melindungimu kemana saja engkau melenggang. Aroma birahi nakalmu, membius lelaki prajurit muda pengawalmu. 

Gejolak birahi nakalmu yang tak tetahankan karena luapan keakuanmu, disambut oleh sosok jiwa muda yang tak kuasa menolak akan rasa ingin tahu untuk mengalaminya, nikmatnya mencuri kesempatan di saat sempit, di ruang sempit. Terpenuhilah maumu, birahi nakalmu. Kata berjawab, gayungpun bersambut. Klop!

Sang lelaki kesatriamu pun jadi murka lantaran telah mengendus apa yang telah engkau lakukan bersama sang lelaki prajurit pengawalmu, yang tak lebih dari bagian dari orang yang dipercaya oleh lelaki kesatriamu. Bapak, jendral, guru bagi keluarga batihmu. 

Ini harus disudahi! Tak boleh dibiarkan berlarut, keterlaluan! Begitu, murkanya sang lelaki kesatriamu. 

Naik darah berpitam, akal sehatpun tak kokoh lagi, lunglai, bermuntahlah amarah. Tragedi dari sebab ulahmu yang laksana buah apel yang sudah tak ranum lagi, tak bisa dihindari, sebagai cara untuk menyudahi di kala emosi sang lelaki kesatriamu yang tak terkendali. 

Hanya satu kata yang ada dalam benaknya, sudahi ..! Dengan cara, habisi! Demi sebuah kehormatan dan harga diri bagi sang lelaki kesatriamu yang terusik dan tercabik-cabik karena ulahmu, birahi nakalmu.

Senja yang terlarang, tragedi dari pikiran lelaku menyimpang 

Sang permaisuri yang telah menanggalkan jati diri pribadi

Menerobos batas pagar ayu, meluapkan nafsu birahi nakal yang mengharu biru

Lalu, direkalah jalannya kisah agar tak merebakkan aroma aib

Yang dipicu oleh karena ulah sang tambatan hati belahan jiwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun