Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senandung Harap di Ruang Fenomena

24 Februari 2021   05:36 Diperbarui: 24 Februari 2021   06:05 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
///storage/emulated/heno airlangga


Tak terkecuali, semua merasakannya. Massal manusia di panggung hamparan bumi ini. Tentang wabah dengan segala ragam tanggapan dan pemahamannya. Terserah, maunya apa ?

Dihadapi, silakan. Dihindari, silakan. Cuek pun, silakan. Suka-suka. Karena, apa kuasa kita sebagai sesama manusia ? 

Dijawab, silakan. Tidak, pun silakan. Karena, apa kuasa kita sebagai sesama manusia ? 

Acapkali, pikiran dan tindakan manusia melampaui kewenangan dari Tuhan Sang Pencipta Segala. Sehingga apa yang dihasilkan, serba sok tahu, mengada-ada bila dibanding  Titah-Nya. 

Bukankah, di bumi ini manusia dihidupkan, dimatikan dan dibangkitkan ? Dan, atas kuasa wewenang siapakah ? Manusiakah ? 

Manusia, hanya pada batas menerima delegasi, amanah dari Sang Maha Segala menurut ketetapan-Nya, menurut protokol-Nya. Agar terjaga kesetimbangan alam semesta di setiap sendi hidup dan kehidupannya. 

Jangan sekali-kali melampaui batas dari apa yang telah dititahkan-Nya ! 

Senandung harap, ikhtiar dan upaya adalah sudah sewajarnya. Apalagi, ketika menghadapi carut marutnya budaya dan peradaban dunia saat ini... 

Dunia bergoncang, bumi bergoyang adalah akibat, ketidakharmonisan antara maunya Sang Pencipta Segala dengan maunya manusia atas Protokol-Nya dalam memperlakukan, mendayagunakan alam semesta...

Sejak kapankah manusia punya protokol dalam rangka mengatur sesama, lepas kendali, melampaui kuasa dan wewenang dari Sang Pencipta Segala ? 

Sejak kapankah ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun