Tak terkecuali, semua merasakannya. Massal manusia di panggung hamparan bumi ini. Tentang wabah dengan segala ragam tanggapan dan pemahamannya. Terserah, maunya apa ?
Dihadapi, silakan. Dihindari, silakan. Cuek pun, silakan. Suka-suka. Karena, apa kuasa kita sebagai sesama manusia ?Â
Dijawab, silakan. Tidak, pun silakan. Karena, apa kuasa kita sebagai sesama manusia ?Â
Acapkali, pikiran dan tindakan manusia melampaui kewenangan dari Tuhan Sang Pencipta Segala. Sehingga apa yang dihasilkan, serba sok tahu, mengada-ada bila dibanding Titah-Nya.Â
Bukankah, di bumi ini manusia dihidupkan, dimatikan dan dibangkitkan ? Dan, atas kuasa wewenang siapakah ? Manusiakah ?Â
Manusia, hanya pada batas menerima delegasi, amanah dari Sang Maha Segala menurut ketetapan-Nya, menurut protokol-Nya. Agar terjaga kesetimbangan alam semesta di setiap sendi hidup dan kehidupannya.Â
Jangan sekali-kali melampaui batas dari apa yang telah dititahkan-Nya !Â
Senandung harap, ikhtiar dan upaya adalah sudah sewajarnya. Apalagi, ketika menghadapi carut marutnya budaya dan peradaban dunia saat ini...Â
Dunia bergoncang, bumi bergoyang adalah akibat, ketidakharmonisan antara maunya Sang Pencipta Segala dengan maunya manusia atas Protokol-Nya dalam memperlakukan, mendayagunakan alam semesta...
Sejak kapankah manusia punya protokol dalam rangka mengatur sesama, lepas kendali, melampaui kuasa dan wewenang dari Sang Pencipta Segala ?Â
Sejak kapankah ?Â