Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Membabi Buta, Biarkanlah dan Tunggu Saja Jawaban Perguliran Sejarah

23 Januari 2021   01:37 Diperbarui: 23 Januari 2021   16:14 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Satu lagi, Warga kita wafat dan diputus akibat Kopid-Salongos...", kata Sam Rastam saat itu, Januari hari kedua puluh dua, 2021.

"Sampeyan tahu dari mana ? Apa itu dari sumber yang laik dipercaya, Kang ?", sahut Sam Kardi.

"Ya, dari dokter kepala rumah sakit, tempat sang mendiang dirawat selama seminggu", jawab Sam Rastam.

"Dokter yang sampeyan maksud itu kan Warga kita ? Warga RT 03, kan ?", cecar tanya Sam Kardi.

"Ya, betul sekali, sampeyan tak salah arah bicaranya", timpal Sam Rastam. 

Sepemahaman ayas, Sam Hery itu sempat dirawat inap di sebuah klinik di daerah Kampung Polowijen, yang konon adalah klinik bernuansa alternatif herbal. Dan sakit yang dikeluhkan adalah gangguan pada Lambungnya. Selepas dari klinik, tampaknya mendiang Hery saat itu masih belum puas dan merasa belum tuntas hasil terapinya atas sakit yang dideranya, pasca dirawat di klinik dimaksud. Lalu, minta kepada sang Ojob untuk dirujuk ke rumah sakit saja.

"Kang, kalau sampeyan minta dirujuk ke rumah sakit, apa sudah sampeyan pertimbangkan dengan situasi dan kondisi saat ini ? Kalau di rumah sakit, wajib diterapkan protokol dan ayas gak bisa nunggu atau mendampingi setiap saat, lho?" 

Begitulah penuturan sang Ojob saat itu kepada mendiang seperti yang dituturkan kepada Ojob ayas. Dalam kesehariannya, antara Ojob ayas dengan Ojob mendiang sudah lama terjalin keakraban. 

Singkat cerita...

Jelang Maghrib, terdengar gema siaran dari Corong Mushala RT 04.

"Innalillahi Wa Innalillahi Roji'un... Innalillahi Wa Innalillahi Roji'un ... Innalillahi Wa Innalillahi Roji'un... Telah berpulang ke Rahmatullah, pada hari  hari ini, Jumat, dua puluh dua Januari 2021. Nama : Bapak Hery, umur : lima puluh empat tahun, alamat : wilayah RT 03, keluarga dari Ibu Yuli. Jenazah akan dimakamkan hari ini juga, malam ini juga...".

Pemakaman pun dilaksanakan secara protokol. Tak bisa ditawar. Karena sudah menjadi aturan sejak ditetapkannya Pandemi Pagebluk Wabah di negeri ini...  

Apa hendak dikata, situasi dan kondisilah yang memaksa mendiang harus berakhir dikebumikan secara protokol...

Tiada peduli, apakah mendiang beriwayat komorbid apa tidak ! Hanya satu kata dan keputusan sang penguasa : Protokol ! Titik !

Kota Malang, 23 Janari 2021, 01 : 33 WIB.

*Di kala kesunyian menyelimuti Kampung Tembalangan... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun