Siapapun sah-sah saja berkeinginan dan berharap cita, diwujudkan. Namun, sudahkah semua lantaran adab dan menerimanya sebagai universalitas?
Semestinya itulah pijakan sebelum memulai. Bukan karena dendam, iri, dengki, apalagi hanya demi sebuah tahta berkuasa. Demi kedamaian beralaskan kasih antar sesama, adalah bijaksana...
Di kala ambisi cita sudah nyata tak sampai, sejuta dalil pembenaran pun diberondongkan dan dimuntahkan, nalar sederhana kian tak tampak disaksikan para kebanyakan sebagai pagelaran, kecarutmarutan alam pikiran menjadi kian mengemuka dalam narasi dan tindakan...
Adalah sebuah keprihatinan di ranah sosial budaya manusia. Begitulah fenomena di negeri ini, di zaman ini...
Karena, bukankah setiap hasil adalah bergantung dari dasar dan proses yang dijalani?
Sebongkah emas di mulut anjing, adalah tetap emas. Namun, anjing di tumpukan emas, adalah tetap anjing...
Retorikakanlah sejuta dalil pembenaran demi sebuah ambisi tahta berkuasa, akan tersungkur oleh nalar sehat sederhana dari manusia yang telah terbiasa dengan pikiran dan hati yang jernih...
Dan, itulah fitrah...
Kota Malang, Juni ke-26, 2019, saat hawa dingin menghujam...