kalaulah bukan karena tentang nasib para penghuni alas kaki piramida, tidaklah kulakukan seperti ini...
meladeni, menuruti dan melayani tentang kepastian memilki sejengkal tanah tempat berpijak, sejengkal tanah yang di atasnya adalah atap untuk berteduh...Â
sebab itulah satu-satunya yang dipunyai dan diharapkan...
lelah, bila dirasa lelah
namun, apa hendak dikata
karena hanya itu yang bisa kusumbangsihkan, kukorbankan
meski aku tak berharap apa-apa, kecuali, pancaran senyum bahagia di tengah himpitan dan jeratan hidup mereka oleh bayang-bayang hitam feodalis kapitalis, atau bila tidak...
oleh feodalis sosialis komunis, maupun idealis agamis...
sampai kapankah?
*****
dini hari, april hari keenam, dua nol satu sembilan, di kota malang...