Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penghuni Menara Gading

16 Desember 2018   12:41 Diperbarui: 31 Oktober 2023   21:08 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
theurbandeveloper.com

sengaja kutulis sajak ini di atas pelepah lusuh, bukan karena apa

agar terbuka hati dan pikiran tuan-tuan yang diam di singgasana, yang tak berbuat apa-apa atas nasib berjuta-juta manusia dalam bingkai bangsa, Indonesia Nusantara

kuketuk hati dan pikiran tuan-tuan, itupun bila merasa dan tak membatu kaku mengelus dagu

tuan-tuan yang mulia dan selalu ingin dimuliakan oleh para kebanyakan, yang tak punya gelar karena tak pernah mengenyam pendidikan tinggi setinggi tuan-tuan

tuan-tuan yang lebih dikenal sebagai kaum cerdik pandai, intelektual ! 

adakah sedikit saja, sebersit terlintas di benak anda untuk berpikir dan peduli terhadap perjalanan nasib bangsa dengan rakyat yang masih hidup terkungkung dalam ruang alas piramida, yang ruang di atasnya adalah tempat anda memegang tahta?

di puncak menara itulah, tuan-tuan berkuasa atas nasib para jelata

apakah gelar yang tuan-tuan miliki, hanya untuk memperkokoh reputasi supremasi demi kebutuhan pribadi?
apakah kesempatan yang tuan-tuan miliki hanya untuk memperkokoh sebuah oligarki?

jikalau memang demikian, peguruan tinggi yang memproduksi para priyayi, tak lebih hanya berburu posisi jadi petinggi yang selalu menguasai hajat hidup para jelata, tanpa mau peduli akan nasibnya berkubang derita nestapa dan segalanya

tuan-tuan cerdik pandai cendekia, tanah negeri ini telah menjadi koloni, oleh para cukong serta para kroni yang memperdaya seluruh anak negeri

mengapa tuan-tuan masih tak peduli?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun