Mohon tunggu...
Dyah R
Dyah R Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Bagian terbaik dari kehidupan adalah bagian yang kita syukuri."

Bersama suami dan anak-anak, domisili di Jogja. Pernah belajar di Fakultas Ekonomi UNHAS. Suka membaca di waktu senggang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pekat

19 Oktober 2010   08:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:18 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pekat merapat ke dinding-dinding hati yang dingin

Pekat menyusup diam-diam dalam sepi

Berkawan malam yang tak kunjung mengajaknya berbincang

Sekedar membicarakan kapan pagi datang menyapa

Kapan mentari datang berceloteh mengabarkan semuanya

Tentang sinarnya yang begitu dikagumi seluruh makhluk hidup di planet ini

Dan kecemburuan pun menyelinap

Di sela-sela tembok yang dibangunnya sendiri

Malam tetaplah pekat

Bersabar menunggu pagi yang akan segera datang membawa berjuta cerita

Menghapus pekat sejenak dalam diam

-*-

Makassar, 191010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun