Mohon tunggu...
Dyah R
Dyah R Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Bagian terbaik dari kehidupan adalah bagian yang kita syukuri."

Bersama suami dan anak-anak, domisili di Jogja. Pernah belajar di Fakultas Ekonomi UNHAS. Suka membaca di waktu senggang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Horornya Pre Eklampsi Saat Kehamilan

26 Oktober 2015   23:35 Diperbarui: 25 Februari 2023   11:42 6592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari itu Senin, 13 Juli 2015. Saya hendak ke RS A untuk memeriksakan kandungan saya yang berusia 34 minggu. Seharusnya jadwal kontrol untuk periksa kandungan barulah pekan depan, namun karena saya pikir siapa tahu dokternya masih cuti lebaran, maka saya memilih kontrol 1 minggu lebih awal dari yang dijadwalkan. Pada hari itu pasien dokter A sudah full pendaftaran, maka saya dan suami memutuskan untuk memeriksakan di RS B pada sore hari di mana dokter A juga praktek di RS tersebut.

Saat antri menunggu dipanggil, saya sebenarnya sudah menyiapkan beberapa pertanyaan terkait kondisi kehamilan saya yang pada waktu itu cukup membuat saya agak curiga, yaitu tentang mengapa semingguan terakhir kaki saya bengkaknya berlebihan dan terasa sakit? Selain itu urin saya berbuih (padahal biasanya tidak seperti itu), juga mengapa semingguan terakhir gerakan janin saya seperti sangat aktif (yang menurut saya aktifnya berlebihan, naluri sebagai calon ibu pada saat itu seakan memberi tahu bahwa gerakan janin saya seperti gerakan panik). Saya sempat khawatir mengenai lilitan tali pusar di leher janin saya yang memang terdeteksi di usia kehamilan 32 minggu.

Sebagai new mom yang minim pengetahuan, saya sempat berpikir, "Jangan-jangan gerakannya yang over aktif itu karena lilitannya nambah." Belum sempat saya memikirkan pertanyaan lain, perawat sudah memanggil nama saya. Maka tekanan darah saya pun diukur, berat badan saya juga. Saya cukup kaget melihat angka 56,5 di angka timbangan. Wah, ternyata berat saya nambah banyak, sebab sebelum hamil berat badan saya hanya 39 kg. :D dari 39 kg menuju 56,6 kg adalah angka yang wow bagi tubuh saya. Hehehe. Oke next, perawat nampak panik saat mengukur tensi saya, ia lalu bertanya.

"Ibu pusing?"

"Sekarang?"

"Iya, Bu."

"Nggak tuh Sus, emang kenapa ya?"

"Ini tekanan darahnya tinggi sekali Bu, 160."

"Ha??? Kok bisa ya? Padahal sebelum-sebelumnya selalu normal", saya mulai agak curiga.

"Coba kita ukur tensinya 15 menit lagi ya Bu, siapa tahu karena tadi ibu habis jalan kesini"

"Oke sus"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun