Mohon tunggu...
dyah imani
dyah imani Mohon Tunggu... Guru - guru

seorang guru di SDIT Anak Sholeh Sedayu Bantul. ibu dari 3 orang putra. kesehariannya berada di sekolah membersamai para siswa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ada Toxic di Sekolah

6 Desember 2022   13:31 Diperbarui: 6 Desember 2022   13:41 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tantangan dalam mendidik anak zaman sekarang sangatlah berat. Perkembagan teknologi yang semakin pesat, pengaruh televisi dan gadget, pengaruh pergaulan antar teman dan masyarakat, kesibukan orangtua, hingga masalah keluarga di rumah. Tantangan yang begitu berat ini mengharuskan sekolah lebih kreatif dan lebih sigap melakukan  tindakan preventif di sekolah.

Pandemi covid-19 selama 2 tahun, tidak dipungkiri sangat berdampak terhadap siswa. Pembelajaran online mengharuskan  intensitas penggunaan gadget di kalangan siswa meningkat. Siswa belajar melalui seperangkat alat elektronik yang multifungsi dan banyak fiturnya. Siswa menjadi terampil menggunakan gadget. 

Orangtua sekarang pun kewalahan terhadap kondisi ini. Asal anak diam, maka bermain dengan gadget pun tak apa. Maka di sinilah siswa mulai berselancar di dunia maya. Aplikasi media sosial, aplikasi mesin pencari, dan game hampir tiap hari dinikmati oleh siswa. Ada pengaruh postif, tapi banyak juga pengaruh negatifnya. Apalagi kalau tidak ada pengawasan dari otangtua.

Pasca pandemi pun, penggunaan gadget di kalangan siswa tidak berkurang. Walau sekarang tidak lagi pembelajaran daring, setiap harinya banyak siswa tetap menggunakan gadget. Nah, ini pun akhirnya berdampak ke sekolah. Permasalahan yang dihadapi oleh sekolah saat ini adalah, banyak siswa yang mempraktikkan pengaruh negatif gadget di sekolah. salah satunya adalah toxic. 

Secara harifah, kata toxic berasal dari bahasa Inggris yang artinya racun. Namun dalam bahasa istilah gaul, kata toxic mengandung arti sesuatu yang diucapkan atau yang disampaikan itu merupakan sesuatu yang kasar . Baik berupa cacian, makian bahkan sampai berkata jorok kepada siswa lain.

Beberapa kasus terjadi di sekolah dasar sudah sangat meresahkan. Beberapa waktu lalu sempat viral ada anak SD menulis surat cinta cabul kepada temannya. Dengan bahasa cabul yang begitu vulgar mengungkapkan hasrat seksualnya. Sempat juga viral di media sosial, video siswa yang berseragam pramuka mengamuk dan berbicara kotor pada gurunya. Luar biasa, begitu berat tantangan para pendidik saat ini.

Peranan sekolah menghadapi tantangan seperti ini adalah melakukan komunikasi intensif dengan wali murid, melakukan bimbingan dan konseling, membuat media edukasi tentang larangan toxic,  edukasi tentang penggunaan internet yang sehat dan aman, konsisten dengan aturan sekolah, serta semua warga sekolah secara massif dan kompak memerangi toxic.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun