"Wah... kayaknya enak ya kuliah"
"Nanti bisa selfi-self depan kampus, baju ganti-ganti tiap hari"
(setelah masuk di Universitas)
"Tugasnya banyak bangett, aku capek, aku pusing, aku......"
Itulah biasanya yang dinamakan realita tak sesuai dengan ekspektasi, yang awalnya membayangkan sebuah keindahan, namun akhirnya malah sebaliknya. Apakah teman-teman sering mengalami khayalan tak sesuai dengan kenyataan? Lalu, bagaimana kalian menanggapi hal ini?
Bukan hanya perihal kuliah saja, akan tetapi masih banyak kejadian lain yang tidak sesuai dengan apa yang ada di fikiran kita. Perbincangan di atas hanya sebatas contoh perumpamaan saja.Â
Sadarkah kita bahwa pengalaman tersebut termasuk proses perkembangan yang kita alami. Mulai dari kecilpun kita sudah mengalami hal yang sama, yaitu kenyataan tidak sesuai dengan fikiran.Â
Namun, hal ini bukan berarti menjadi alasan untuk kita putus asa. Walaupun kenyataan kita tak sesuai dengan keinginan, akan tetapi kita harus tetap berusaha untuk menggapai cita-cita. Kita juga tidak bisa menentang kuasa sang Pencipta. Kita harus banyak-banyak bersyukur atas nikmat yang telah diberikan.
Kejadian tersebut disebut "Asimilasi". Asimilasi merupakan salah satu proses perkembangan manusia yang dirangkum oleh seorang ahli bernama Piaget. Piaget dikenal karena hasil penelitiannya tentang anak-anak dan teori perkembangan kognitifnya.Â
Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan mengembangkan kemampuan rasional (akal). Teori kognitif ini lebih menekankan pada bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.Â
(academia.edu, 2011) Piaget mempercayai bahwa perkembangan anak-anak akan terus berjalan melalui tahap-tahap yang terus bertambah kompleks. Menurut piaget, setiap individu akan melewati serangkaian perubahan kualitatif yang bersifat infariant (stabil), selalu tetap, tidak melompat atau mundur.