Sadarkah kalian para orang tua, sejak kapan anak-anak kalian itu dapat terbuka menceritakan kehidupan mereka dengan ceria tanpa beban dan tanpa ditutup-tutupi, emosi yang mereka utarakan itu murni artinya ya kalau anak merasa senang ia akan tertawa atau ekspresi yang berbinar namun kalau anak merasa sedih ia akan menangis dengan sedirinya atau apabila anak merasa marah ia akan mengatakanya atau mengungkapkanya dengan yakin.
Namun beranjaknya waktu anak semakin besar mungkin ada beberapa anak yang kepribadianya berubah setelah beranjak remaja atau dewasa,jauh dari keluarga  seakan orang asing yang hanya tinggal di atap yang sama namun kalian para orang tua tidak memahami pola pikir dan emosi anak
Mungkinkah karena salah didikan atau perisitwa yang tidak kita sadari membuat anak mengalami trauma? yang berdampak pada psikis dalam jangka yang panjang. Menurut studi kasus dan penelitian dampak dari anak mengalami trauma ialah adanya kekerasan fisik dan verbal. Trauma yang muncul juga dapat memberikan beberapa gangguan pada anak seperti kecemasan, self harm dan depresi.
Dampak dari trauma pada anak ialah keadaan psikis atau mentalnya yang kurang baik sehingga anak tersebut menjadi kurang dapat bersosialisasi dengan orang baru bahkan cenderung tertutup. merasa dirinya dikucilkan dan tidak dianggap dalam lingkunganya, keterbatasan mengekspresikan emosinya. kemampuan akademik dan minat belajar yang kurang, sibuk pada dirinya sendiri, membentuk pribadi yang buruk, maupun keterpurukan yang mendalam dirasakan anak
Maka dari itu orang tua perlu memberikan support yang terbaik untuk anaknya, , belajar terbuka dan menerima cerita anak dalam bentuk apapun, memberikan rasa perlindungan dan kasih sayang secara emosional agar anak dapat belajar mengeksprsikan diri, apabila perlu tidak lanjut anak dapat dibawa terapi untuk penanganan lebih lanjut dan juga agar anak tersebut terhindar dari trauma