Pramuka, sebagai gerakan kepanduan yang bertujuan membentuk karakter generasi muda, hadir di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sekolah hingga perguruan tinggi. Meskipun berlandaskan nilai-nilai yang sama, pengalaman ber-Pramuka di tingkat sekolah dan kampus memiliki perbedaan yang signifikan. Khusus nya di Universitas Negeri Semarang (UNNES), Pramuka tidak hanya menjadi wadah pengembangan diri, tetapi juga sarana aktualisasi nilai-nilai kebangsaan dan konservasi.
Adapun hal-hal yang mendasari berbedanya Pramuka di Sekolah dengan di Perguruan tinggi yaitu:
Struktur dan Kemandirian Organisasi
Di tingkat sekolah menengah, Pramuka umumnya berfungsi sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang terstruktur dengan bimbingan langsung dari guru atau pembina. Kegiatan yang dilaksanakan cenderung mengikuti kurikulum baku dengan fokus pada pembentukan karakter dasar, keterampilan tali-temali, dan kegiatan alam.
Sebaliknya, di perguruan tinggi khususnya UNNES, Pramuka beroperasi sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang dikelola secara mandiri oleh mahasiswa. UKM Pramuka Wijaya-Tunggawijaya UNNES, Â memiliki struktur organisasi yang memungkinkan anggotanya untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan, manajemen acara, dan pengambilan keputusan strategis. Kemandirian ini menuntut mahasiswa untuk lebih proaktif dalam merancang dan melaksanakan program kerja yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.
Fokus dan Ragam Kegiatan
Di sekolah, kegiatan Pramuka sering kali berfokus pada pembinaan disiplin, keterampilan dasar, dan kegiatan rutin seperti perkemahan atau latihan mingguan. Sementara itu, Pramuka di UNNES mengadakan berbagai program yang lebih kompleks dan berorientasi pada pengembangan masyarakat serta pelestarian budaya.
Contohnya, pada tahun 2024, UNNES menyelenggarakan Orientasi Kepramukaan Perguruan Tinggi (OKPT) dengan tema "Pramuka UNNES Berjiwa Pancasila Menjaga NKRI". Kegiatan ini melibatkan seluruh mahasiswa baru dalam rangkaian acara yang dirancang untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan semangat persatuan. Salah satu aktivitas unik dalam OKPT tersebut adalah deklarasi menjaga keutuhan NKRI, di mana mahasiswa baru melakukan cap warna di peta Indonesia sebagai simbol komitmen mereka.
Selain itu, UKM Pramuka Wijaya-Tunggawijaya UNNES juga aktif dalam kegiatan konservasi dan pelestarian budaya. Mereka mengintegrasikan seni tradisional dalam program kepramukaan, seperti pada OKPT tahun 2021 untuk penugasan mahasiswa adalah menampilkan tari warok yang di upload melalui media sosial mahasiswa itu sendiri. Inovasi ini tidak hanya memperkaya pengalaman anggota, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian warisan budaya lokal.
Peran dalam Pengembangan Karakter dan Profesionalisme
Pramuka di sekolah menengah berperan penting dalam membentuk karakter dasar siswa, seperti kedisiplinan, tanggung jawab, dan kerja sama. Namun, di tingkat perguruan tinggi, peran tersebut berkembang menjadi pembentukan profesionalisme dan kepemimpinan.
Di UNNES, Pramuka menjadi platform bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan manajerial, komunikasi, dan networking. Melalui berbagai kegiatan, anggota UKM Pramuka Wijaya UNNES belajar merencanakan dan mengelola acara berskala besar, berkolaborasi dengan berbagai pihak, serta mengimplementasikan proyek yang berdampak positif bagi masyarakat. Pengalaman ini mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia kerja dengan kompetensi yang lebih matang.
Meskipun Pramuka di sekolah dan di kampus berlandaskan nilai-nilai yang sama, implementasi dan pengalaman yang ditawarkan berbeda sesuai dengan jenjang pendidikan. Di perguruan tinggi seperti UNNES, Pramuka tidak hanya menjadi wadah pembentukan karakter, tetapi juga platform pengembangan profesionalisme, kepemimpinan, dan kontribusi nyata bagi masyarakat. Perbedaan ini mencerminkan evolusi peran Pramuka dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tantangan zaman, sekaligus mempertahankan esensi dasar gerakan kepanduan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI