Mohon tunggu...
Dyah Aulia Wahyuningtyas
Dyah Aulia Wahyuningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sastra Indonesia Unpad 2021

Senang menulis, membaca, dan menonton series.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ibu: Sosok Bijaksana dengan Bekal Luar Biasa

23 Desember 2022   23:20 Diperbarui: 23 Desember 2022   23:20 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Ibu merupakan sosok yang mengandung, merawat, dan melindungi anak-anaknya. Seorang ibu merupakan perumpamaan sempurna pengabdian dan cinta tanpa pamrih. Ia dapat melakukan apapun demi kesehatan dan kebahagiaan anak-anaknya. Sebagai rumah pertama bagi anak, ibu bertanggung jawab memperkenalkan dunia kepada anak-anaknya.

Mendefinisikan seorang ibu bukanlah sesuatu yang mudah. Ia merupakan manusia yang paling penyayang. Ketika ia telah Sembilan bulan mengandung anaknya, sudah pasti dalam waktu yang sama ia berikan seluruh cinta kasih dan hidupnya untuk sang anak. Ia akan melakukan berbagai usaha agar anaknya dapat menjalani kehidupan layak dan nyaman.

Menjadi seorang ibu, tentu bukanlah sesuatu yang mudah. Terdapat beberapa sifat yang harus dimiliki seorang ibu agar ia mampu menjadi rumah yang baik untuk sang anak. Pertama, sifat bertanggung jawab. Dengan memegang peran sebagai seorang ibu, berarti harus memiliki rasa tanggung jawab besar.

Tanggung jawab tersebut dimulai dari saat mengandung anak di perutnya sampai dengan nafas terakhirnya. Kedua, menumbuhkan cinta tanpa pamrih. Sebagai seorang manusia, ketika melakukan suatu kebaikan akan timbul rasa timbal balik. Perasaan untuk mendapatkan balasan atas sikap baik kita, ada baiknya tidak dibiarkan tumbuh ketika sudah menjadi seorang ibu. 

Ketika anak tumbuh dengan kenakalannya, seorang ibu dituntut untuk selalu mencintai sang anak. Begitu pula dengan bertambahnya usia anak, tidak mengurangi rasa cinta seorang ibu. Ketiga, sikap suportif. Seorang ibu yang baik akan selalu mendukung keputusan anaknya selama hal tersebut tidak merugikan dirinya. Terutama ketika sang anak menginjak usia krusial untuk melatihnya mengambil keputusan. 

Keempat, sifat sabar. Sabar merupakan kunci utama menjadi seorang ibu. Membesaran anak-anak bukanlah perkara mudah, sebab mereka memulai kehidupan dengan sangat sederhana, sehingga belum memahami banyak hal sekaligus. 

Disinilah ibu sebagai orang tua harus memiliki sifat sabar dalam mengajarkan anak mengenai kehidupan. Kelima, empati. Empati merupakan sifat untuk memahami keadaan dan perasaan orang lain. Dalam konteks menjadi seorang ibu, ia tentu harus memiliki sifat ini agar hubungan dan komunikasinya dengan anak tidak buruk. Sikap dan sifat seorang ibu yang ditunjukkan kepada anak menjadi sangat berpengaruh dalam hidupnya. Tidak sedikit anak yang memiliki trauma karena tidak mendapatkan cukup rasa pengertian dari orang tuanya, khususnya seorang ibu, yang ia anggap paling mengerti dirinya.

Selain itu, di era digital ini, cukup banyak opini masyarakat yang muncul di media sosial mengenai tingkat pendidikan bagi seorang perempuan. Masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan sampai gelar S-2, bahkan S-3. Tak jarang, perempuan yang berkuliah untuk mendapat gelar sarjana juga mendapat tanggapan miring. Hal ini semata-mata karena opini bahwa perempuan hanya berakhir menjadi ibu rumah tangga yang sibuk mengurus rumah, anak, dan dapur. 

Padahal, menurut  Pratiwi dan Rahmadanik pada tahun 2022, menjabarkan data dari Bappenas mengenai pencapaian pendidikan, partisipasi ekonomi, dan keterwakilan perempuan dalam jabatan publik. Hasilnya, 46,31 % perempuan memiliki andil dalam tenaga professional, kepemimpinan, dan teknisi. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan tetap perlu dan berhak mengenyam pendidikan sampai jenjang tinggi karena persaingan lapangan kerja dan kualifikasi tenaga kerja. 

Selain itu, kembali kepada konteks menjadi seorang ibu, perempuan yang telah mengenyam pendidikan sampai ke jenjang tinggi, akan memiliki pola pikir dan bekal yang lebih banyak dibandingkan dengan perempuan yang tidak melanjutkan studinya sampai jenjang tinggi.

Kita tak jarang menemukan kasus perempuan yang melakukan aborsi karena hamil dibawah umur, menelantarkan anak, bahkan tidak memberikan kasih sayang yang cukup bagi sang anak. Hal ini dapat diantisipasi dengan pendidikan yang didapat oleh seorang perempuan. Pendidikan berhubungan dengan responsibilitas seseorang (Thasya & Muhammad, 2017). Sebagai 'sekolah' pertama bagi seorang anak, pendidikan seorang ibu berperan untuk mengajarkan banyak hal kepada sang anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun