Mohon tunggu...
Djono W. Oesman
Djono W. Oesman Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati masalah sosial

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Parricide Sadis, Dhio Racun Ortu dan Kakak

30 November 2022   08:46 Diperbarui: 30 November 2022   08:57 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Reza Alfian Maulana. Harian DISWAY

Khusus terhadap pelaku Dhio, menurutnya, anak baik pendiam. Ikut pengajian di kampungnya, dan rajin salat. "Saya enggak tahu, apa yang salah."

Teori Dr Sherry A. Thompson, kecil kemungkinan anak pembunuh ortu akibat pelecehan anak oleh ortu di masa lalu. Tapi, dari perspektif anak, bisa saja anak merasa terabaikan di masa kecil.

Dikutip dari The Washington Post, terbitan 13 Mei 1984, bertajuk "Kids Who Kill Parents", ditulis Lawrence Meyer, menyebutkan, bisa saja anak menyimpan dendam akibat pengabaian ortu terhadap anak di masa lalu.

The Washington Post di situ mengutip pendapat Psikolog Forensik, Dennis Harrison, yang telah mewawancarai 20 anak pembunuh salah satu atau kedua ortu, semua pembunuh mengaku, mereka diabaikan ortu di masa kecil.

Dijelaskan Harrison, sejumlah kecil pembunuhan dilakukan oleh psikotik dan anak-anak di bawah pengaruh obat-obatan. Tapi, sebagian besar dilakukan oleh dua jenis anak, yang di masa kecil mengalani ini:

1) Korban kekerasan fisik yang terang-terangan. Dipukuli secara fisik.

2) Korban pelecehan psikologis yang halus, terselubung, dan tidak terlihat bagi orang luar. Bahkan, tidak disengaja oleh ortu, yang tujuannya malah baik, untuk memacu agar anak lebih bersemangat hidup.

Dennis Harrison mengatakan: "Kami sering melihatnya. Dan semua ceritanya sama. Para tetangga berkata: Tidak mungkin anak itu tega membunuh orang tua, karena ia anak baik. Juga, teman-teman pembunuh mengatakan: Ia anak baik, tidak kelihatan nakal."

Tapi faktanya, anak itu membunuh ortu. Dan, semua orang yang mengenal keluarga tersebut, heran.

Ulasan The Washington Post cuma analisis pakar psikologi forensik. Yang bisa jadi pelajaran bagi semua ortu dalam mendidik anak. Kalau anak terlalu dimanja, tentu bakal tidak dewasa. Sebaliknya, terlalu ketat disiplin juga bisa berakibat negatif terhadap anak.

Keluar dari teori apa pun, di kasus Magelang, Dhio mengaku ke polisi, bahwa ia didesak ortu disuruh kerja untuk membantu kehidupan keluarga. Ditilik dari usia Dhio, ia sudah cukup waktu untuk bekerja. Apalagi, Abas baru saja pensiun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun