Mohon tunggu...
Dwi Utomo
Dwi Utomo Mohon Tunggu... Administrasi - Fiskus sekaligus rakyat jelata

Saat ini bekerja di kantor pajak di Batu, Jawa Timur. Mempunyai minat menekuni dunia grafis dan informasi teknologi ringan. Mempunyai blog yang isinya sekitar pajak di www.contohpajak.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Memecat Diri Sendiri

12 Oktober 2017   11:39 Diperbarui: 12 Oktober 2017   11:39 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melansir berita di sebuah portal berita, Menaker menyatakan jumlah pengangguran saat ini trennya menurun dan bahkan menembus angka terendah pasca reformasi dengan capaian 5.3%. Sebuah berita baik terlepas pro dan kontra yang menyertai data dan kinerja kementerian tersebut. Kondisi menganggur bukan hal yang diinginkan semua orang, terlebih lagi jika yang menganggur adalah lulusan kuliah yang notabene harus segera masuk dunia kerja untuk merajut masa depan wuaah..

Bekerja adalah fitrah manusia, bisa bekerja dengan komando orang lain alias menjadi karyawan, anak buah, kuli atau apapun sebutannya termasuk PNS atau Anda dapat memilih bekerja mandiri, ya jadi bos sekaligus karawan alias wirausaha yang bahasa kerennya menjadi seorang entrepeneur.

Berbeda dengan menjadi karyawan, nasib Anda untuk terus bekerja sebagai karyawan ditentukan oleh kinerja Anda sendiri dan/atau keputusan/perusahaan. Jika Anda seorang karyawan teladan dan perusahaan mengapresiasinya, maka besar kemungkinan Anda akan sukses meniti jenjang karir. Tetapi kadang perusahaan mengambil kebijakan yang tetap memberhentikan karyawan berperforma baik karena alasan efisiensi atau hal lain dan ini yang kadang bisa disebut sedang apes.

Banyak tips, trik, kata bijak dari berbagai tokoh sukses di bidang bisnis, tidak usah bingung mau ikut yang mana, kerjakan saja dan ambil pengalaman pahit mereka dalam merintis usaha hingga sukses. Salah satu yang masih saya agar usaha sukses adalah tentang konsistensi. Konsistensi atau ajeg seperti tetesan air di batu yang terus-menerus yang konon katanya mampu melubangi batu yang keras sekalipun. Dalam wirausaha pun demikian, keajegan dalam bekerja lambat laun akan menghasilkan kesuksesan. 

Dalam tuntunan islam, ada hadist yang mengatakan:

"Bersemangatlah melakukan hal yang bermanfaat untukmu dan meminta tolonglah pada Allah, serta janganlah engkau malas" (HR. Muslim) 

"Jika Allah memberikan jalan bagi seseorang di antara kamu untuk  memperoleh rezeki dari suatu arah, maka janganlah dia meninggalkannya  sampai dia berubah atau hilang darinya." (HR. Ibnu Majah)

dan saya yakin pada pandangan agama/keyakinan lain pun akan sama bahwa bekerja itu bagian dari ibadah yang disukai Tuhan dan mendatangkan rizki.

Sebuah contoh gagal konsisten akan saya ceritakan sedikit. Sebagai seorang PNS, salah satu usaha sampingan yang saya tekuni adalah menjadi seorang blogger, topik tulisan pun tidak jauh dari pekerjaan utama saya sebagai PNS pajak. Suatu ketika saya berambisi mengejar ranking tinggi website demi menaikkan hasil dari iklan online. 

Misi tersebut untuk blogger pemula cukup sulit, menaikkan ranking versi Alexa dari kisaran 600 ribuan menjadi < 100 ribu. Tapi karena sudah niat dan tekad maka saya putuskan untuk mencoba. Caranya? Ya dengan konsisten memposting tulisan, minimal 2 hari sekali dan tidak hanya itu saja, saya berusaha membalas setiap komentar yang masuk dan membagikan konten blog di beberapa sosial media. Alhamdulilah dalam 3-4 bulan ranking bisa terkerek naik hingga 90 ribuan dan sebanding dengan hasil kerja keras saya, penghasilan iklan pun lumayan bisa untuk belanja bulanan. 

Sayangnya cerita manis di atas tidak selalu bisa saya pertahankan karena konsistensi yang kurang. Rasa malas sering menghinggap padahal waktu senggang banyak. Sehingga ranking blog pun terjun bebas jauh dari harapan dan hasil iklan pun tidak bisa rutin dinikmati. Begitulah cara memecat diri sendiri pada seorang usahawan, buatlah Anda tidak berperforma terbaik, kurang ajeg, kurang semangat dan tidak belajar memperbaiki diri sendiri, maka Anda sebagai bos pun layak memecat diri Anda sendiri sebagai karyawan atas usaha sendiri. Padahal jika Anda sukses dengan usaha apapun yang Anda tekuni bisa jadi itu akan membuka lapangan kerja lain sehingga rejeki tidak hanya mengalir ke Anda sendiri tetapi bisa mengangkat nasib orang di sekitar ANda menjadi lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun