Mohon tunggu...
Dwi UmiNurjannah
Dwi UmiNurjannah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa uin walisongo

No Pain No Gain Work hard Pray Hard

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenakalan Remaja

23 Oktober 2019   07:01 Diperbarui: 23 Oktober 2019   07:12 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masa remaja merupakan masa perkembangan perubahan biologis maupun psikologis yang mengacu pada proses pencarian jati diri pada remaja.Pada masa ini remaja sangat suka mencoba hal-hal baru dan sangat rentan sekali terjerumus kedalam hal-hal yang tidak baik.seperti balap liar, ,tawuran,dan merokok.

Bahkan, sering sekali dikalangan siswa yang sudah mencoba mengonsumsinya. Adapun opini dikalangan remaja laki-laki tersebar bahwa lelaki yang tidak merokok dianggap banci. 

Sebaliknya,dikalangan remaja perempuan beredar pandangan bahwa untuk mencapai emansipasi (kesetaran) dengan kaum laki-laki maka dapat ditunjukkan melalui perilaku merokok.Maka dari itu perlunya pendidik mengetahui bagaimana jika memiliki siswa yang seperti itu,dan bagaimana metode yang tepat untuk mengatasinya.

Dengan demikian,diperlukan upaya intensif untuk mengatasi permasalahan ini melalui identifikasi berbagai faktor yang menyebabkan kenakalan remaja terjadi.

Berikut beberapa faktornya yang mempengaruhinya:

1.Pengetahuan

Pengetahuan tidak selalu berbanding lurus dengan perilaku merokok pada remaja. Himbaun untuk tidak merokok tanpa dilengkapi dengan proses sanksi yang jelas terhadap perokok sama saja bernilai nol. 

Oleh karena itu,diperlukan eksekusi yang tegas terhadap pelanggaran aturan yang dibuat.Dan tentu perlu diberi pengetahuan yang luas agar tahu apa yang dilakukan memiliki dampak yang buruk dan bahaya bagi kesehatan.

2.Sikap

Sikap dapat diartikan sebagai dampak dari proses berfikir setelah mendapatkan informasi (pengetahuan) namun masih berupa perilaku yang tertutup. Perilaku merokok khususnya pada remaja menengah merupakan hasil interaksi yang bersifat timbal balik dari proses kognitif,emosi serta pengalaman perilaku terhadap lingkungan individu.

3.Pengaruh teman

Peran teman sangatlah besar dalam membentuk perilaku individu. Sosialisasi dari teman merupakan salah satu variabel pemicu timbulnya perilaku merokok pada remaja,-remaja pada umumnya lebih mengutamakan pertimbangan emosional dibandingkan pertimbangan rasional dalam perilaku

merokok.Maka dari itu pengaruh teman akan jauh lebih mudah untuk masuk karena banyaknya jam untuk bermain dengan teman-temannya.

4.Pengaruh orang tua

Keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan dan didalamnya anak mendapatkan pendidikan yang pertama kali, paling kuat dalam membesarkan anak terutama bagi anak yang belum sekolah. Oleh karena itu keluarga memiliki peranan yang penting dalam perkembangan anak.Keluarga yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan anak, sedangkan keluarga yang broken home juga bisa menjadi pengaruh buruk buat anak.

Pendidikan primer dimulai dari lingkungan keluarga. Orang tua secara langsung mempengaruhi pembentukan kepribadian anak-anaknya yang dalam hal ini adalah remaja. Pengawasan dan larangan yang dilakukan oleh orang tua merupakan upaya pengontrolan terhadap perilaku merokok remaja. Bentuk larangan merokok yang dibuat oleh orang tua menjadi tidak berguna apabila tidak sejalan dengan perilaku sendiri.

5.Media massa

Dalam konteks perilaku, media massa dapat memberikan efek negative terhadap pembentukan perilaku merokok pada remaja. Banyak remaja yang terjerumus dalam perilaku merokok dikarenakan pengaruh informasi atau iklan dalam berbagai media massa tersebut.Karena semakin majunya teknolgi generasi milenial saat ini harus mampu menggunakan teknolgi yang sudah canggih ini dengan sebaik mungkin.

6.Kebudayaan

Budaya merupakan sesuatu yang mencirikan sebuah komunitas (kelompok). Menjadi catatan penting bahwa tidak selamanya budaya yang dianut masyarakat bernilai positif seringkali mengandung nilai negative. Kebiasaan merokok yang sebagian besar dilakukan oleh kaum laki-laki telah berkembang menjadi budaya negative yang perlu usaha keras untuk mengubahnya.Karena bagaimana kondisi ingkungan disekitar itu juga akan mempengaruhi kegiatan para remaja.

Adapun metode-metode yang biasa digunakan oleh para psikolog termsuk psikolog Pendidikan menurut L.D.Crow Ph.D dan Allice Crow Ph.D adalah sebagai berikut:

a Metode Introspeksi

Pada masa permulaan para sarjan psikologi memakai pendekatan melalui pengamatan terhadap diri sendiri,pengalaman-pengalaman,penilaian,terhadap apa yang ia rasakan  serta proses berfikir,namun sekarang pendekatan studi ini relative kurang valid dan realibel ,hal ini disebabkan oleh pribadi orang yang kadang kala dipengaruhi oleh keadaan emosinya yang menggoyahkan objektivitas  tanggapan dan sikapnya terhadao seseorang atau sesuatu  diluar dirinya.tetapi perlu disadari pula ada beberapa kegiatan rohaniyah yang sangat dalam dan pribadi sifatnya tidak bisa diterapkan pengukuran secara objektif higga metode ini dianggap kuno.

b. Metode Observasi

Metode ini mendasar pada pengamatan terhadap objek penyelidikan ,disertai aktivitas penulisan secara sistematis.Observasi ini bisa menjadi alat penyelidikan karena mampu mengamati secara langsung .dan dapat dilihat dari perilaku,sikap,dan kebiasaan remaja atau siswa yang dapat dicatat secara continue dan sistematik secara detail agar data yang didapat akurat ,mengapa remaja gemar merokok padahal sudah memgetahui dalam rokok itu mengandung zat berbahaya bagi kesehatan jika itu terus dilakukan.

c.Metode pendekatan Genetis

Ada dua cara yan bisa digunakan oleh para ahli untuk mempelajari pertumbuhan dan perkembangan individu,Yaitu :

The cross-sectional (horizontal)

 The longitudinal (vertikal)

Meneliti  sejumlah besar individu sebaya dalam tingkat perkembangan yang bermacam-macam untuk memperoleh data yang berhubungan prinsip-prinsip yang pertumbuhan dan perkembangannya bisa memakai metode  Cross -sectional.Sedangkan bila menyelidiki individu atau kelompok sejak anak-anak misalnya sampai dewasa secara terus menerus-menerus  bisa memakai metode longitudinal, namun metode yang disebutkan terakhir ini sangat mahal,sulit dan memakan tempo yang sangat lama.

d.Teknik -teknik Evaluasi

Teknik ini meliputi quisionair,alat-alat pengukuran yang distandarisasi,interview ,case history atau pendekatan klinis.

Quisioner

Metode ini disebut juga angket dimana didalamnya berisi daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dijelaskan oleh peserta didik atau siswa yang merokok kemudian hasilnya dapat dianalisa dan disimpulkan.

Alat-alat pengukuran yang berstandarisasi

Alat-alat yang digunakan oleh peneliti dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan, perintah-perintah tertentu yang telah disusun sedemikian rupa dengan norma-norma yang tepat dan teliti.

Metode Interview

Pengumpulan data dengan tanya jawab secara lisan yang senantiasa mengabdi pada tujuan penyelidikan. Yang hasilnya dapat dianalisa dan disimpulkan.

Case history atau pendekatan klinis

Pendidikan klinis biasanya dipakai untuk  menyelidiki sejumlah kecil individu  yang berlangsung relative lama,teliti dan mendalam.

e. Metode Eksperimen

Penelitian sengaja mengatur situasi-situasi dan kondisi untuk mengamati secara teliti tentang peristiwa -peristiwa jiwa yang sengaja ditimbulkan.Metode ini dilakukan dengan memberi tugas yang harus diselesaikan baik tertulis,lisan maupun praktik dengan kelompok ataupun individu.

f. Analisis Statistik

Bila peneliti telah mengumpulkan data dengan lengkap sesuai aturan penelitian,hal yang sangat penting menganalisa data dan generalisasi. Agar hasilnnya bisa dipertanggung jawabkan.Metode ini dilakukan untuk menarik kesimpulan yang telah dilakukan sebelumnya.

g. Metode Observasi Naturalistik

 Tujuan Psikologi Pendidikan dalam dunia Pendidikan pada dasar nya adalah untuk mempermudah pendidik dalam menerapkan proses belajar mengajar. Dengan mempelajari psikologi pendidikan, paling tidak para guru atau calon guru telah mendapat gambaran mengenai kondisi dan situasi keberadaan pribadi,peserta didik dan lembaga pendidikan tersebut. Peranan Psikologi Pendidikan dalam dunia Pendidikan, diantaranya:

1. Psikologi Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu mempersiapkan guru dan calon guru yang professional yang berkompetensi mengajar sebagaimana yang diharapkan.

 2.Psikologi Pedidikan mempengaruhi pembaharuan/perbaikan serta penyempurnaan kurikulim sekolah sebgai pedoman bagi guru dalam membimbing proses belajar murid yang memadai.

3.Psikologi Pendidikan dapat mempengaruhi ide dan pelaksanaan administrasi dan supervise pendidikan yang akan dilaksanakan ioleh pimpinan-pimpinan pendidikan/Kepala dan Pemilik sekolah dalam mengelola kelancaran pelaksanaan pendidikan di sekolah sejalan dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.

 4.Psikologi pendidikan mencoba mengarahkan guru dan para calon guru untuk mengetahui mengapa suatu hal tertentu itu terjadi, bagaimana problem solving nya dan mengetahui aktivitas-aktivitas yang dianggap penting bagi pendidikan.

Adapun beberapa manfaat mempelajari psikologi Pendidikan bagi pendidik menurut Muhammad dan Wiyani (2013), yaitu :

1.Memahami Perbedaan Siswa

Masing- masing siswa memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda beda. Sebagai guru, perlu untuk memahami perbedaan perbedaan karakteristik setiap siswa, tahap tumbuh kembangnya, serta tipe perilakunya. Pemahaman tersebut dapat menghasilkan interaksi pembelajaran yang sesuai dan pembelajaran yang efektif serta efisien.

Tidak hanya itu, pemahaman guru terhadap perbedaan-perbedaan tersebut memungkinkan untuk memberikan interaksi belajar yang berbeda pula pada setiap siswa agar pendekatan dan proses belajar lebih bisa diterima tanpa membeda bedakan siswa secara personal atau pilih kasih.

2.Menciptakan iklim belajar yang kondusif di kelas

Kemampuan guru menciptakan iklim belajar yang kondusif meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar pendekatan dan interaksi yang menyenangkan kepada siswa sesuai dengan masing masing karakteristik siswa, akan memberikan iklim belajar yang kondusif dan proses pembelajaran yang efektif.

3.Memilih strategi pembelajaran yang tepat

Mempelajari psikologi untuk mengenal karakteristik masing masing siswa dan mengenal metode pembelajaran yang disukai, akan memberikan kemampuan untuk memilih strategi pembelajaran yang tepat di dalam kelas. Strategi pembelajaran yang sudah tepat, akan memberikan situasi efektif belajar mengajar.

4.Memberikan bimbingan pada siswa

Psikologi memberikan kemampuan kepada guru untuk menjadi seorang pembimbing bagi siswanya dengan pendekatan emosional dari hati ke hati untuk mendapatkan kepercayaan siswa. Ketika siswa sudah memberikan rasa percayanya kepada guru, maka proses membantu penyelesaian masalah untuk proses pembelajaran yang efektif akan dapat dilakukan dengan mudah.

5.Berinteraksi dengan tepat dengan siswa

Prinsip-prinsip psikologi mendasari cara berkomunikasi yang tepat dalam pembelajaran. Komunikasi dengan siswa dinyatakan dengan menempatkan diri sesuai tahapan tumbuh kembang siswa. Sehingga dapat memberikan suatu interaksi yang menyenangkan. Penyesuaian dengan tahapan rumbuh kembang siswa menciptakan pemahaman pengajar dari sudut siswa dan mengetahui keinginan atau proses pembelajaran yang disukai dan juga karakter masing masing siswa.

6.Memberikan evaluasi hasil pembelajaran

Sebagai seorang pendidik, dengan mempelajari psikologi pendidikan akan mampu memberikan penilaian hasil pembelajaran secara adil. Selain itu juga dapat menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa tanpa membedakan satu dengan yang lainnya. Evaluasi hasil pembelajaran bisa berupa nilai ujian secara intelegensi, nilai sikap, dan nilai keaktifan mengikuti kegiatan sekolah. Ketiga hal tersebut menentukan kualitas perbaikan itngkah laku siswa menjadi lebih baik.

7.Memotivasi belajar

Bekal psikologi pendidikan untuk pengajar agar pengajar mampu memberikan dukungan, dorongan atau motivasi untuk siswanya dalam semangat belajar yang lebih tinggi. Psikologi pendidikan mengajarkan tentang memahami masing masing karakteristik siswa dan memberikan motivasi sesuai dengan karakter tersebut agar lebih efektif mempengaruhi semangat belajar siswa. Pemberian dukungan positif kepada siswa menghasilkan semangat belajar yang meningkat.

8.Menetapkan tujuan pembelajaran

Psikologi pendidikan membantu pendidik untuk menentukan tujuan pembelajaran terhadap perubahan perilaku seperti apa yang diinginkan sebagai hasil pembelajaran. Tujuan pembelajaran ditetapkan pada setiap materi yang akan diberikan. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran dijadikan patokan kesesuaian hasil pembelajaran apakah nantinya dianggap berhasil atau tidak.

9.Penggunaan media pembelajaran yang tepat

Pengetahuan psikologi pendidikan juga bermanfaat untuk menentukan media pembelajaran yang tepat untuk siswa, misalnya media audio, visual, motorik, dan lain sebagainya sebagai aktivitas pembelajaran yang menyenangkan. media pembelajaran juga disesuaikan dengan materi belajar yang akan disampaikan. Siswa terkadang lebih tertarik dengan proses pembelajaran yang menggunakan komponen audiovisual dalam proses pemahaman materi dan lebih efisien dalam pengembangan imajinasi siswa.

10.Penyusunan jadwal pelajaran yang sesuai

Penyusunan jadwal pelajaran juga disesuaikan dengan kondisi siswa, seperti pelajaran yang butuh pemikiran lebih rumit seperti matematika akan lebih baik jika diletakkan pada jam belajar pertama, saat pikiran siswa masih segar dan konsentrasinya masih maksimal. Jika mata pelajaran seperti matematika diletakkan pada akhir kelas, maka hal itu tidak akan efektif. Siswa sudah lelah, daya tangkapnya menurun, konsentrasi menurun, dan pembelajaran akan menjadi tidak efektif.

Psikologi Pendidikan memberikan manfaat kepada pendidik untuk memahami karakteristik setiap peserta didik sehingga peserta didik dapat menjadi generasi penerus bangsa yang yang berkararter dengan perkembangan teknologi melalui metode-metode yang tepat.dan Teknologi yang semakin canggih mengharuskan peserta didik harus bisa menggunakan teknologi dengan sebaik mungkin agar tidak terpengaruh dengan hal-hal negative yang ada didalamnya.

KESIMPULAN

Bahwa pada dasarnya remaja itu baik, akan tetapi mereka menghadapi banyak masalah, yang kadang mereka tidak sanggup untuk mengatasinya sehingga terjadi penyimpangan perilaku yang disebut kenakalan. Dalam penanggulangan kenakalan remaja, perlu menggunakan pendekatan psikologis. Mulai dari pamahaman tentang kenakalan remaja agar tidak melihat tindakan tanpa mengetahui berbagai faktor penyebabnya baik yang timbul akibat perubahan yang terjadi pada diri remaja maupun yang datang dari luar. Dan remaja yang sudah kecanduan rokok itu dikarenakan ada 6 faktor yang mempengaruhinya. Dimulai dari pengetahuan,sikap,pengaruh teman,pengaruh orang tua,media massa dan kebudayaan. Semua itu memiliki pengaruh yang penting dan besar terhadap perkembangan yang terjadi saat ini. Sebagai penerus bangsa yang hebat ini, kaum remaja harus lebih dasar mengetahui mana yang baik dan buruk untuk dirinya dan kesehatannya. Maka dari itu,adapun metode-metode yang dapat digunakan untuk mengetahuinya karena mencegah lebih baik mencegah daripada mengobati.

 Keluarga mempunyai peranan penting dalam menciptakan ketentraman batin remaja dalam menghadapi kenakalan remaja, orangtua yang bijaksana dapat memahami keadaan remaja dan membantunya mengatasi persoalan yang dihadapinya.Dan harus ada komunikasi yang intens tak lupa pengawasan dari orang tua itu juga penting bagi perkembangan remaja.

Selain orang tua seorang pendidik juga mempunyai peranan penting dalam membantu remaja dalam mengatasi kesulitannya. Keterbukaan hati pendidik menerima keadaannya menjadikan remaja sadar akan sikap dan tingkah lakunya yang kurang baik.Karena kehidupan remaja kalau tidak dirumah,disekolah dan dilingnkungan Bersama teman-temannya.

DAFTAR PUSTAKA

Whetherington,H.C.1982.Eductional Psycology,terjemah M.Buchori.Jakarta:,Aksara Baru,

L.D.Crow,Ph.D.,Alice Crow,Ph.D.1958. Educational Psycology.New York:American Book Company.

Mustaqim.2008.Psikologi Pendidikan,Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Etrawati, Fenny.Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Perilaku Merokok pada Remaja:Faktor Sosio Psikologis.Juli 2014

Umaroh,Zakiyah.Kenakalan Remaja .Desember 2013.

Andrianto.Jurnal Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja di Lebak Mulyo Kecamatan Kemuning Kota Palembang.Januari 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun