Mohon tunggu...
Dwi sulistianingsih.
Dwi sulistianingsih. Mohon Tunggu... Guru - Sang pemimpi

Pecinta Karya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Lea 1

13 Januari 2020   22:36 Diperbarui: 13 Januari 2020   22:34 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ini tentang dilem dan sakit hati, kenapa? Haruskan ku katakan disini? Ini terasa sulit untuk ku, dan bahkan kesulitan mengungkapkan ini menjadi bagian dalam dilema itu. Kau boleh mengatakan" ini berlebihan, atau kau pun boleh mengatakan tak ada hal yang demikian" ya..aku pun berharap seperti ucapan mu, tak ada hal demikin yang menimpa ku. 

Sekarang sudah sangat malam, tubuh ku bahkan sudah memohon pada sudut sudut ruang dalam kepalaku. "Biarkan aku berisitrahat meski sejenak" namun sesuatu topik dengan kejam mengusir tanpa belas kasih. 

"Apa yang kau pikirkan, berfikir tanpa berindak itu hanya berakhir menjadi bualan klasik?"

"Apa yang kau katakan, apa aku merugikan mu dengan sesuatu di dalam otakku?"

"Lalu apa yang sudah kau hasilkan dengan sesuatu yang kau sebut di dalam otak mu itu? ...Omong kosong?" Dia pergi dan mengakhiri pertentangan dengan kalimat pertanyaan, bahkan mungkin itu tak nampak seperti pertanyaan melainkan cemoohan kejam.

Mereka bersaudara namun ibarat magnet mereka kutub yang berlawanan, namun takdir telah memaksa merka dalam ikatan itu. Seorang kakak laki-laki yang penuh dengan nada "KEBENARAN INI MILIK KU" dan seorng adik dengan prinsip "AKU PUNYA TUJUAN DAN AKAN KUDAPATKAN DENGAN CARAKU" 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun