Mohon tunggu...
Dwi sulistianingsih.
Dwi sulistianingsih. Mohon Tunggu... Guru - Sang pemimpi

Pecinta Karya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keputusan Hati

1 Agustus 2017   16:39 Diperbarui: 1 Agustus 2017   16:46 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Part 1

Selembbar kertas

Di sebuah Kabupaten di pulai Jawa ,kususnya  sebuah desa kecil disana. Dalam rumah kecil tercipta sebuah keceriaan diantara orang yang berada di dalamnya. Keluarga tersebut memiliki satu orang putri dan  dua orang pangeran yang selalu membuat keceriaan dalm rumah sederhana itu.

Putri itu adalah seorang gadis yang begitu ceria, dia adalah  Stiyana. "Tiyan" temannya biasa memanggil. Dia  merupakan anak ke dua dari  tiga bersaudara. Dia itu memang begitu polos, tapi di balik kepolosannya dia juga bisa di bilang seorang adik yang usil untuk kakaknya,dan kakak yang penyayang pada adiknya. Tapi kakak dan adiknya tidak menganggapnya seperti itu mereka menganggapTiyan tetaplah seorang adik dan kakak yang baik dan penyayang bagi kakak dan adiknya.

Dia memiliki tubuhnya yang kecil kurus yang tingginya kira-kira160 cm,dengan kulit kuninglangsat,rambutnya panjang sebahu dengan gelombangnya yang khas , matanya yang sipit melukiskan berjuta mimpi yang ingin di capainya. Dan wajah yang polos tak pernah hilanng dari sana.Dia memiliki hoby berpetualang tapi,kadang kala dia menjadi seseorang yang pendiam. Namun tak terlalu pendiam pula, dia menjadi pendiam hanya di saat-saat tertentu . Ketika dia marah pada seseorang ,bosan dengan sekelilingnya ,ataupun ada sesuatu hal yang membuatnya tidak nyaman. Pada saat itulah dia melakukan hal tersebut yaitu DIAM. 

Diam dan selalu memikirkan sesuatu yang pernah terjadi di masalalunya yang semakin membuatnya merasa sendiri. Saat ini dia sekolah di tingkat  SMA ,dia memilih salah satu sekolah favorit di daerahnya,dia telah duduk di bangku kelas dua,dia bukan lah siswi populer di sekolah itu tapi dia adalah tipe orang yang tidak terlalu peduli dengan hal semacam itu. Siang ini dia terlihat sedang duduk di ruang kelas di bangku pojok deretan depan. 

Dia tampak ceria seperti biasanya,bercanda dan tertawa dengan teman-temannya adalah hal yang selalu dia lakukan. Setelah jam sekolah selesai Tiyan berencana segera pulang kerumah dan berharap tidak ada kegiatan ekstra kulikuler hari ini, karena Tiyan berencana untuk tidak pulang terlalu sore agar bisa membantu ibunya di rumah. Dan semuanya pun sesuai dengan keinginan nya, kegiatan ekstra hari ini  ditiadakan sebab disekolahnya akan di adakan acara silaturahim seluruh kepala sekolah sekabupaten. Tian segera berkemas dan pulang kerumah.

        Sore ini Tiyan terlihat dalam kamarnya terduduk mengagumi indahnya pemandangan sore hari dari balik jendela,kebesaran sang pencipta yang tiada banding nya. Cahaya sinar matahari sore menerobos masuk kedalam kamarnya melalui kain penutup jendela yang setengah terbuka. Burung --burung terbang kembali kesarangnya bersama kawanan mereka. Tiba --tiba Tiyan mendengar suara seseorang memanggilnya dan suara itu terdengr tidak asing lagi di telinganya, itu pastilah suara sahabatnya Eva.

"tiyan ...tiyan....?". panggil eva berkali-kali.

 Sahabatnya itu  memiliki suara yang khas yang tiak dapat di miliki teman --temannya yang lain termasuk dirinya. Jadi ketika eva memangil maka Tiyan segera tau bahwa dia adalah eva .

 "iya sebentar va?'' sahut tiyan dari dalam.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun