Mohon tunggu...
Dwi Tirto
Dwi Tirto Mohon Tunggu... Penulis - Bookworm

The reason why I write is to remind myself of what it means to be human.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Olimpiade Bahasa Prancis 2020

8 Oktober 2020   20:05 Diperbarui: 9 Oktober 2020   14:09 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seharian ini saya menyaksikan berlangsungnya Final Olimpiade Bahasa Perancis 2020 yang disiarkan langsung di YouTube Institut Francais Indonesia (IFI). Sesi pagi untuk 8 finalis tingkat SMA dan sesi siang untuk 14 finalis tingkat perguruan tinggi. Kedua sesi sama-sama seru dan mengingatkan saya pada saat-saat pertama kali belajar bahasa Perancis dan ikut lomba-lomba di Pusat Kebudayaan Perancis (CCF) Salemba 20 tahun yang lalu :) 

Satu hal yang membuat saya tersenyum adalah keberanian. Ya, keberanian berbicara bahasa yang asing bagi kita penutur bahasa Indonesia dan bahasa daerah masing-masing serta bahasa Inggris yang kita pelajari sejak TK atau SD. Bahasa Perancis, budaya Perancis, bahkan negara Perancis itu sendiri rasanya "jauh". 

Saya tersenyum melihat keberanian mereka memilih belajar bahasa Perancis yang terasa "jauh" itu di tengah gempuran budaya pop Korea yang terasa lebih "dekat", lebih hadir dan lebih mudah diakses oleh para milenials dan Generasi Z. 

Sederhananya, anak jaman now pasti kenal BTS. Namun apakah mereka pernah dengar nama Daft Punk? Publik Indonesia terbiasa lihat wajah anggota Super Junior, Siwon Choi yang membintangi iklan di televisi kita, namun tahukah Anda siapa itu Romain Duris dan Cecile de France?

Pada babak penyisihan di tingkat provinsi, panitia menerima total 698 video kreatif: 559 dari para pelajar SMA/SMK/MA dan 101 dari para mahasiswa jurusan sastra Perancis atau pendidikan bahasa Perancis dari universitas dan perguruan tinggi yang tersebar di penjuru nusantara. Video-video itu dibuat secara serius! Seorang peserta dari Palembang misalnya, memakai pakaian adat pengantin perempuan khas Palembang lengkap lalu mengajak kita jalan-jalan mengunjungi Jembatan Ampera. Begitu pula video hasil karya peserta lainnya, kita seperti berkeliling Indonesia menikmati pemandangan alam dan keindahan pakaian adat, sambil mendengarkan mereka bicara bahasa Perancis tentunya!

Video ini kemudian diseleksi dengan mempertimbangkan relevansi dengan tema lomba, kualitas teknis dan artistik video serta pilihan kata dan pesan yang disampaikan. 

Setelah dinilai oleh Dewan Juri yang terdiri dari perwakilan Kedutaan Besar Perancis, perwakilan Asosiasi Pengajar Bahasa Perancis se-Indonesia (APFI), serta perwakilan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Bahasa Perancis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terpilih 8 video terbaik tingkat SMA dan 14 video terbaik tingkat perguruan tinggi. 

dokpri
dokpri
Babak final yang  berlangsung hari ini (8 Oktober 2020) menggunakan aplikasi kuis daring dengan format lomba seperti cerdas cermat seputar pengetahuan umum, bahasa, sastra, budaya, geografi dan aktualitas Perancis serta sesi pertanyaan terbuka bagi tiap finalis. 

Pertanyaan-pertanyaan yang disiapkan tim juri menurut saya cukup kreatif, menyenangkan dan tentunya disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dasar untuk level pelajar dan level mahasiswa. "Berapa lama masa jabatan presiden di Perancis?", "Siapakah pelantun lagu legendaris La Vie en Rose dan Je Ne Regrette Rien?", "Sebutkan empat negara yang berbatasan langsung dengan Perancis?", "Perayaan apa yang berlangsung di Perancis tiap tanggal 21 Juni?", "Di kota apa berlangsung Festival Film Internasional?" adalah beberapa pertanyaan final tingkat SMA. 

Untuk mahasiswa, dibutuhkan pengetahuan yang lebih dalam untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan juri. Misalnya; "L'anglais est une langue de Shakespeare, l'allemande est une langue de Goethe, le francais est une langue de...?" (Bahasa Inggris adalah bahasa Shakespeare, bahasa Jerman adalah bahasa Goethe, kalau bahasa Perancis?). Tidak satupun finalis tahu jawabannya: ...Voltaire, penulis dan filsuf Perancis. Begitu pula ketika pertanyaan "Apa nama istana kepresidenan Perancis?", hanya 5 finalis yang menjawab benar "Palais d'Elysees" sementara 8 orang menjawab "Palais Royale". 

Di sesi pertanyaan terbuka untuk melihat kemampuan bicara para finalis, saya cukup bangga karena sebagian besar finalis berbicara bahasa Perancis dengan aksen yang meyakinkan, walaupun sebagian lain masih "patah-patah" dan banyak kesalahan tatabahasa. Itu tidak masalah. Olimpiade, sebagaimana lomba dan kompetisi apapun, seharusnya memang menjadi media pembelajaran, sarana untuk terus berproses. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun