Mohon tunggu...
Dwi Setyaningsih
Dwi Setyaningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru biasa

sedang belajar mengungkap rasa..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

(Stop Iklan Rokok) Andai-andai

28 Mei 2011   14:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:07 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rokok, sulit menghindar darinya. Mudah mendapatkannya.. terjangkau harganya, dan terasa manfaatnya. (Bagi yang perokok, katanya lebih memilih tidak makan seharian daripada tidak merokok seharian... ugh sampai segitunya sich??)

**

Rokok, dalam kemasannya sudah ada peringatan: Merokok dapat membahayakan bla... bla... bla.... Tapi apakah tulisan peringatan itu ngefek? Sementara di iklannya ditunjukkan yang pemberani, yang sahabat sejati, yang berprestasi itulah perokok.

**

Rokok, katanya sulit berhenti dari menghisapnya... ibarat kata merokok sudah menjadi kebiasaan yang menulang sungsum. Sulit dihilangkan... benarkah?

**

Rokok, menyangkut hajat hidup orang banyak. Berapa banyak petani yang bergantung pada hasil penanaman tembakau yang merupakan bahan baku rokok? Berapa banyak buruh pabrik yang menggantungkan diri dari pekerjaan melinting rokok...? (meski kabarnya banyak dari mereka yang terkena penyakit paru2). Berapa banyak industri rumahan yang bergantung ekonominya dari pengemasan rokok lokal?

**

So... hanya membayangkan:

Andai ada regulasi yang mengatur tata cara jual beli rokok... agar anak2 tak mudah mendapatkan dan mencobanya sampai akhirnya nyandu...

Andai iklan rokok ditiadakan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun