Mohon tunggu...
Dwi Rustanti
Dwi Rustanti Mohon Tunggu... Guru - Penulis adalah penulis pemula yang mengajar di SDN Pepe-Sedati-Sidoarjo

Penulis adalah penulis pemula yang mengajar kelas 6 di SDN Pepe-Sedati-Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Impian Si Hitam

11 Agustus 2020   09:10 Diperbarui: 11 Agustus 2020   09:31 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah lapangan dekat pasar sering berkumpul kucing-kucing untuk bermain dan bercanda gurau. Biasanya ada lima kucing yang berkumpul disini. Kelima kucing tersebut memilki nama Willy, Gerry, Bibi , Tety dan si hitam. Kucing --kucing tersebut memilki bulu dan warna yang sangat indah namun  hanya  sihitam saja yang memiliki bulu yang jelek dan sedikit menyeramkan apalagi kalau malam yang terlihat hanya pancaran matanya yang menakutkan

Kucing hitam ini tidak ada yang memilikinya dia sering diejek keempat temannya karena bau dan tidak pernah mandi.Keempat temannya sering pamer ketika habis dari salon kucing apalagi si Gerry yang pemiliknya adalah orang yang kaya raya, dia sering bercerita kalau makanan yang diberikan oleh pemiliknya selalu enak-enak dan berharga mahal, untuk perawatan bulunyapun pemiliknya sering mengajak ke salon kucing yang mahal. Sihitampun berkeinginan untuk itu, namun apa daya sampai sekarang tak ada seorangpun yang mau memelihara si hitam yang buruk rupa. 

Si hitam juga ingin makan makanan yang enak dan mahal namun tak ada seorangpun yang memberi  bahkan untuk makan si kucing hitam inipun sering memungut dari sisa makanan di tempat sampah.Meski terkadang ada orang yang baik hati untuk memberi makan pada si hitam walaupun hanya sekedar kepala ikan. Tuhan....aku ingin ada orang yang memelihara aku, memberi makan aku, Tuhan...kabulkan doaku. Hampir setiap hari sihitam selalu berdoa kepada Tuhan.

Suatu hari sihitam duduk sendiri di dekat tempat sampah dengan pandangan matanya yang menerawang jauh..."tam..kenapa kamu?."sapa burung gereja yang hinggap di pohon dekat tempat sampah. Sapaan burung gereja itu membuyarkan lamunan si hitam. " nggak ....nggak ada apa-apa kok" jawab si hitam. " Kamu bohong hitam....kamu pasti ada masalah,apa kamu sakit hati sering diejek dengan teman-temanmu yang lain?." 

Apa Kamu ingin diasuh oleh manusia yang baik hati seperti teman-temanmu yang lain". Sihitam hanya diam...diam seribu bahasa namun dalam hatinya dia mengiyakan ucapan siburung gereja tersebut, si hitam itu sebenarnya juga kaget mengapa burung gereja itu bisa tahu apa yang dilamunkan sihitam. Setelah diam agak lama mulut mungil sihitam mulai berbicara." 

Mengapa yah buluku berwarna hitam dan jelek sehingga aku sering menjadi bahan ejekan teman-temanku yang lain....mengapa aku terlahir seperti ini sehingga tidak ada seorangpun yang mau mengadopsi aku menjadi kucing kesayangannya". 

Kamu tidak boleh seperti itu tam....berdolah terus karena sebentar lagi ada manusia yang memelihara dan menyanyagimu...percayalah" kata si burung gereja yang kemudian terbang dan tak terlihat.

Tiba-tiba hitam melihat seekor anak kucing ditengah jalan, sedangkan dari arah timur seorang bersepeda dengan kecepatan yang sangat tinggi,dengan sigap sihitam membawa anak kucing untuk menyelamatkannya. Melihat sihitam yang sangat berani untuk menyelamatkan Melly sipemilik kucing itupun langsung mendekati sihitam dan mengelus-elus....terimakasih kucing hitam kau telah menyelamatkan kucing kesayanganku. Kucing hitampun dibawa orang yang baik hati tersebut, dan semenjak itu sihitam dipelihara Ibu yang baik hati. Sihitam sangat bahagia karena impiannya selama ini untuk menjadi kucing peliharaan orang yang baik hati terkabul.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun