Mohon tunggu...
Dwiroso Dwiroso
Dwiroso Dwiroso Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Efek Jokowi bagi PDIP

25 Januari 2023   12:36 Diperbarui: 25 Januari 2023   13:01 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Efek Jokowi Bagi PDIP

Hasil survey SMRC menyebut PDIP masih kokoh sebagai calon jawara dalam gelaran pemilu 2024 nanti. Sementara itu ada 2 sosok yang berdampak pada elektabilitas PDIP yaitu presiden Jokowi dan gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

Apa saja indikator yang bisa mendongkrak elektabilitas PDIP sampai sekokoh ini dalam 2 tahun terakhir, menurut Sayyidiman Ahmad (manager program SMRC), fenomena pada PDIP ini agak unik, berbeda dengan partai-partai lain. 

Ketika partai-partai lain perolehan suaranya atau dukungan publik sampai hari ini sejak pemilu tidak melampaui hasil pemilu 2019, kita bisa saksikan sekarang ini hanya PDIP yang melampaui hasil pemilu 2019. 

Sekarang ini disurvei terakhir Desember 2021 kita menemukan bahwa PDIP didukung oleh publik 25,2 %, sementara perolehan di 2019 adalah 19,3%. Jadi dia adalah satu-satunya partai yang memperoleh dukungan publik diatas dari hasil pemilu 2019. Lanjut Sayyidiman, yang menjadi salah satu faktor yang paling utama adalah karena publik cenderung puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi sekarang ini. 

Pada survei terakhir ditemukan ada sekitar 71 % warga yang menyatakan puas dengan kinerja presiden Jokowi dan Jokowi sendiri adalah kader partai (PDIP). Jadi disini ada efek dari Jokowi terhadap perolehan suara PDIP sampai hari ini. Dan itu kita temukan secara konsisten dari berbagai survei sebelumnya, bahkan dari awal 2014 ditemukan ada efek tokoh terhadap perolehan suara PDIP, misalnya pada 2014 ketika itu muncul tokoh yang bernama Jokowi. 

Cara mengukurnya adalah kita tanya ke publik tingkat kepuasan mereka terhadap pemerintahan yang berjalan saat itu yaitu pemerintahan SBY, dan ditemukan 23 % dari publik yang mengakui kurang puas dengan kinerja SBY cenderung menentukan pilihan ke PDIP. 

Lalu ketika Jokowi memerintah pada tahun 2015 diadakan survei lagi, ditemukan kecenderungan yang puas dengan kinerja Jokowi akan memilih PDIP 30 % ketika itu. Tahun 2019 yang puas dengan kinerja Jokowi 71,4 %, 28 % diantaranya memilih PDIP. 

Demikian pula dengan survei yang terakhir 71,7 % yang puas dengan kinerja Jokowi 31,4 % memilih PDIP. Adanya faktor pada tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi,  yang menjadi alasan publik memilih PDIP. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun