Mohon tunggu...
Dwi Risma Novianti
Dwi Risma Novianti Mohon Tunggu... Jurnalis - IRers

Co-ed

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Perdamaian dalam Hubungan Internasional Islam

28 September 2019   13:23 Diperbarui: 28 September 2019   13:39 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syeik Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili (Sumber: seekerguidance.org)

Kedamaian adalah asas kemajuan dan perwujudan kemaslahatan dunia. Dalam Islam terdapat dua asas untuk mewujudkan perdamaian yaitu aspek politik dan ekonomi. Pada kesempatan ini penulis akan membahas mengenai aspek politik dalam hubungan internasional Islam. Aspek politik terbagi menjadi 2 macam yaitu keadilan dan kedzaliman. Politik yang dzalim merupakan politik yang di dalamnya tidak ada suatu ketetapan. Dan politik macam ini akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan termasuk dengan mengintervensi daerah lain. Sedangkan politik keadilan merupakan politik yang selalu berlandaskan pada pedoman agama dan akhlaq. Dan tujuan akhirnya adalah untuk mengayomi dan mencapai kemaslahatan dunia akhirat.

HI dalam Islam telah muncul tepatnya sejak didirikannya negeri Madinah Al-Munawwarah dengan adanya kesepakatan antara kaum muslimin, pembesar Arab baik muslim maupun non-muslim (dari Persia, Roma, dan lainnya). Adanya kesepakatan dengan Raja Habasyah, kekaisaran Roma, dan Imperium Persia yang dilakukan dengan mengirim utusan/diplomat kepada raja-raja tersebut telah membuktikan bahwasanya Islam telah menerapkan aspek politik penuh perdamaian sejak dulu. Pada masa Umawiyyah terjadi perjanjian antar muslim dan non-muslim yang dilakukan Muawiyah ketika menaklukkan daerah Armenia Utara Syam.

Pada masa Abbasiyah, Khalifah al-Mansur melakukan pertukaran hadiah, tawanan perang, perjanjian dan perdagangan antar negara Islam dan non-islam. Khalifah juga mengirim duta ke Eropa untuk melakukan perjanjian dalam menghadapi perang dengan Umayyah di Andalusia. Selain itu, Harun juga mengirim duta besarnya untuk Imperium Syarliman dengan saling bertukar hadiah dan melaksanakan perjanjian kerjasama serta mengirim duta besarnya menuju Konstantinopel.

Sulaiman Al-Qonuni pada masa kekhalifahan Turki Utsmani juga melakukan kerjasama dengan Raja katolik Prancis 1535. Selain itu, Utsmani juga banyak melakukan kerjasama dengan negara-negara Timur dan Barat terutama di zaman Sultan Abdul Hamid. Namun, setelah runtuhnya Turki Utsmani 1924, negara-negara Barat mengembangkan kekuatannya sedangkan negara-negara Islam mulai melemah karena diming-imingi kemaslahatan ekonomi sehingga Islam menggantungkan nasibnya kepada Barat. Terkait melemahnya kejayaan dan kekuatan Islam tersebut, maka Islam harus membangkitkan kekuatannya dengan membangun kembali marakiz/pusat keilmuan, pembangunan masjid, serta membangkitkan perekonomian Islam melalui perdagangan, pertanian, dan produksi.

Disadur dari Buku al-alaaqat ad-dauliyah fi l-islam karya Syeikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun