Mohon tunggu...
Catatan

Merajut Cinta Seindah Indonesia

11 Mei 2015   16:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:09 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kita merasakan yang namanya jatuh cinta? Bagaimana rasa jatuh cinta itu, indah bukan? Cieeee.. Ya, jatuh cinta memang indah, kadang membuat pelakunya mabuk kepayang. Namun kali ini, tak ingin saya mencurahkan tentang jatuh cinta pada seseorang, melainkan jatuh cinta pada negeri yang "kaya" ini, Indonesia. Hemm, Saya takut jika selama ini ternyata saya tidak merasa jatuh cinta pada negeri ini, tidak merasa memiliki, tidak merasa simpati, dan tidak merasa perduli. Astaghfirullah.

Pada kesempatan yang baik ini saya ingin mencurahkan hati dengan santai, sebab kalau dengan serius, muka kita yang ganteng dan cantik bisa ditekuk, pikiran jadi tegang, jantung berdenyut lebih kencang dan nafas jadi tak karuan. Akibatnya justru bisa sakit kepala, masuk angin, dan bahkan bisa stress berkepanjangan. Enggak mau kan?

Jujur, tiada nikmat dan kesempatan yang lebih baik saat ini, selain kesempatan bisa terlahir di bumi yang bergelar 'Zamrud Katulistiwa'. Negeri yang kaya akan keanekaragaman budaya dan menawan hati ini, benar-benar membuat hati bangga memilikinya. Tak pernah saya merasa malu atau tidak percaya diri dengan negeri ini. Sungguh! dimana kaki menginjak bumi Indonesia, disanalah tumbuh bibit cinta yang tersimpan dalam dada. Ada yang bergetar hati ini kala menyebut nama Indonesia. Mengapa tidak? Nama Indonesia ternyata terkandung makna yang visioner, penggabungkan dua kata Indo dan Nesia memiliki arti yang luar biasa. Indo artinya gabungan dan nesia berarti bangsa. Jadi nama indonesia merupakan pencitraan tentang masa depan Indonesia, yakni akan terbangunnya integrasi bangsa-bangsa. Hebat kan? Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan beragam suku bangsa, sangat luar biasa jika bisa bersatu. Namun, sebuah visi besar itu tak kan terwujud manakala sebagian besar bangsa ini tidak lagi mencintai negerinya. Oh tidak!

Semakin hari semakin menarik kala membicarakan negeri yang tercinta ini. Kenapa? Karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keunikan tersendiri. Indonesia terdiri dari ribuan pulau dengan kekayaan alam yang melimpah ruah, dengan jumlah penduduk sangat besar yang beragam suku bangsa, letak geografis dan geostategisnya mendukung iklim dan cuaca yang seimbang. Bahkan, tanahnya yang subur bisa digambarkan lewat lagu "kolam susu". Kemakmuran dan kekayaan negeri itu pun bisa digambarkan dengan kalimat indah "gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo", belum lagi ditambah dengan ciri khas rakyatnya yang ramah tamah dan santun. Jika potensi yang sudah ada dapat diberdayakan dengan maksimal, maka cita-cita kemakmuran bangsa bisa terwujud. Seperti lagu kebangsaan kita, Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk indonesia raya.

Namun dibalik itu, membicarakan Indonesia kian hari cukup memilukan. Jargon pemberantasan Korupsi yang terus didengungkan, ternyata belum mampu direalisasikan. Masalah kemiskinan tetap saja menjadi topik utama negeri ini, belum lagi masalah degradasi moral, fanatik kedaerahan, hingga masalah yang akhir-akhir ini semakin gencar: Masalah politik praktis, perang ideologis, dan perebutan kekuasaan. Semuanya bisa menjadi bom waktu yang siap menghancurkan. Wah.. wah.. tambah ngeri!

Oke, mengenang kebelakang, tahun 2014 yang lalu terkenal sebagai tahun politik. Banyak yang beranggapan bahwa politik praktis adalah sarana untuk memperluas kekuasaan, sehingga kursi kekuasaan menjadi hal yang menarik untuk diperebutkan. Karena itu, pergulatan politik praktis, manipulasi elite dan rekayasa pencitraan menjadi tontonan biasa yang dikonsumsi setiap hari oleh ratusan juta rakyat Indonesia. Semua politisi bebas mengapresiasikan rasa dan pemikirannya dengan terbuka. Dampaknya, rakyat yang hanya sebagai penonton menganggap kejanggalan itu sebagai hal yang wajar dan hiburan saja. Sedih kan?

Coba deh kita merenung lagi, sesungguhnya negeri ini tidak dibangun dengan rapuh. Negeri ini dibangun dan didirikan diatas pondasi ide yang besar, dengan tiang tekat dan semangat yang tinggi, serta atap sikap terpuji dan pengorbanan yang tidak sedikit. Jadi, mari sama-sama kita mencintai, menjaga dan merawatnya dengan baik.

Akan sangat indah jika kita mau bermimpi. Suatu hari nanti Indonesia berubah menjadi Negara yang lebih maju, kekayaan alam dapat dimanfaatkan benar-benar untuk kemakmuran rakyat, seluruh jalan raya di indonesia mulus tanpa lubang, tidak ada orang miskin yang rela mempertaruhkan nyawa untuk berdesak-desakan karena sekantong sembako, tidak ada lagi pengangguran, semua rakyat bekerja sesuai bidang masing-masing demi kesejahteraan bangsa, semua rakyatnya berakhlak mulia, mereka berlomba saling berbagi dan berkorban. Betapa indah jika mimpi semua itu bisa terwujud.

Saat ini bisa jadi sebuah kesempatan terbaik untuk sama-sama merenungkan, bagaimana cara mengepakkan sayap perubahan bangsa ini, karena kita semua adalah anugerah bagi negeri tercinta ini untuk masa depannya yang gemilang, sekaligus untuk peran strategisnya di pentas peradapan dunia. Akhirnya, semoga dambaan terbaik bagi negeri ini segera terwujud, yaitu menjadi negeri yang disebutkan dalam Al-Qur'an: Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (QS. Saba':15).

#Metro, 11 Mei 2015

Referensi: Dari berbagai sumber

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun