Mohon tunggu...
Dwi Mutmainah
Dwi Mutmainah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan

Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Opini Apakah Kurikulum Merdeka Sebuah Solusi?

5 Desember 2022   18:54 Diperbarui: 6 Desember 2022   18:13 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Segala bentuk peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah akan memberikan pengaruh yang sangat besar di masyarakat yang mana salah satunya adalah peraturan dalam bidang pendidikan. Peraturan terkait dengan pendidikan, terutama yang dikeluarkan oleh pemerintah, akan sangat berpengaruh terhadap kualitas peserta didik. Baik atau tidaknya suatu aturan yang dibuat oleh pemerintah terhadap pendidikan akan berdampak pada kualitas peserta didik itu sendiri. semakin bagus aturan yang dibuat, kemungkinan besar akan menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Indonesia memiliki masalah serius dalam sistem pendidikan. Bisa dikatakan bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami krisis pendidikan. Dalam data yang dikeluarkan oleh OECD pada tahun 2018, Indonesia mengalami krisis pembelajaran. Krisis pembelajaran ini semakin parah ketika adanya wabah pandemi yang melanda berbagai negara. Ada begitu banyak peserta didik yang masih belum mampu memahami bacaan sederhana ataupun menerapkan konsep matematika dasar.

Berangkat dari krisis pembelajaran yang terjadi tersebut, pemerintah dalam hal ini Kemendikbud Ristek mengeluarkan sebuah kebijakan yaitu untuk menyederhanakan kurikulum pendidikan yang dirasa masih terlalu padat dan tidak efektif. Kebijakan baru ini dibuat dengan pertimbangan bahwa kurikulum sebelumnya dirasa kurang fleksibel sehingga dibuatlah kurikulum baru yang lebih fleksibel. Kurikulum baru ini diistilahkan sebagai Kurikulum Merdeka. Keunggulan dari kurikulum merdeka ini yaitu lebih sederhana dan mendalam, karena kurikulum ini akan lebih terfokus pada materi yang esensial dan mengembangkan kompetensi peserta pada fasenya. selain itu tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena peserta didik sudah tidak mendapat program peminatan di SMA, peserta didik dapat memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minat, bakat, dan aspirasinya. sedangkan bagi guru, mereka akan mengajar sesuai dengan tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah juga memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.

Keunggulan lain dari kurikulum merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya dimana pembelajaran dilakukan melalui kegiatan proyek. Dengan kegiatan pembelajaran berbasis proyek ini akan mampu memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk dapat lebih aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya yang berkaitan dengan isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya. Hal ini bertujuan untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi profil pelajar pancasila.

Dalam proses pengimplementasiannya, kurikulum merdeka ini didukung melalui penyediaan berbagai macam fasilitas seperti, penyediaan perangkat ajar baik berupa buku maupun bahan ajar pendukung lainnya. Selain itu juga diadakannya pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan lain-lain. 

Dalam upaya mendukung tercapainya pembelajaran melalui kurikulum merdeka ini pemerintah meluncurkan aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk dapat terus mengembangkan kemampuannya dalam praktik mengejar secara mandiri. Melalui Platform merdeka belajar ini guru bisa mendapatkan pelatihan mandiri dan berkualitas, serta dapat mengaksesnya secara mandiri kapan saja dan dimana saja. dalam platform ini guru juga dapat berbagi karyanya kepada yang lain.

Kurikulum baru yang diberi istilah kurikulum merdeka ini memang tidak sempurna dan masih berupa banyak perbaikan. Namun, paling tidak dengan kurikulum merdeka ini dapat membantu menjawab beberapa masalah yang menjadi kendala pada kurikulum yang sudah ada sebelumnya, apalagi di masa pandemi yang sedang terjadi. 

Pemerintah membuat kebijakan ini semata-mata demi kebaikan bersama. Para Pembuat kebijakan ini pasti telah mendiskusikan dengan sebelum pada akhirnya membuat keputusan. Tentunya, segala kebijakan yang telah diputuskan sudah terlebih dahulu dipikirkan secara matang terkait dengan apa yang akan terjadi ketika kebijakan ini dijalankan.

Pada akhirnya yang menjadi tantangan disini adalah sejauh mana kurikulum merdeka ini dapat diterapkan sampai pada level yang paling bawah. sering kali kebijakan-kebijakan yang telah dibuat tidak sampai ke akar atau level yang paling bawah. Hal ini mengakibatkan kebijakan yang telah disusun dan dirancang dengan baik malah berujung tidak baik di masa mendatang, hal ini bisa jadi dikarenakan sekolah yang berada di daerah tertinggal tidak mampu untuk menerapkan kebijakan tersebut dengan berbagai faktor. Oleh karenanya, dengan kurikulum baru ini, perlu adanya sosialisasi sampai ke akarnya. Pemerintah dalam hal ini perlu memastikan semua sekolah baik itu pendidik maupun peserta didik untuk mampu memahami inti dari kebijakan yang dibuat ini. Sehingga dengan begitu mereka akan mampu menerapkannya dalam proses pembelajaran.

Rancangan merdeka belajar sebenarnya bagus, terutama dalam proses pembelajaran yang kurang kondusif akibat pandemic covid 19, dengan adanya kurikulum merdeka belajar, belajar tidak lagi terikat lokasi (kelas/kampus). Namun perlu diperhatikan, dalam pelaksanaannya, alangkah baiknya jika pemerintah, bersama dengan Menteri pendidikan dan juga satuan pendidik, agar dapat merancang dan mempersiapkan kurikulum ini dengan lebih matang agar bisa menangani sisi gelap dan sisi negatif dari merdeka belajar. Hal ini tentunya agar hasil yang yang diharapkan dari kurikulum merdeka belajar dapat maksimal, sesuai dengan poin-poin keuntungan yang sudah diprediksi sebelumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun