Mohon tunggu...
dwimawan fajarizki
dwimawan fajarizki Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

anak remaja yang menginjak dewasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Membatasi Rokok dari India

25 Maret 2012   03:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:31 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ketika sebuah peraturan yang membatasi rokok maka banyak pihak -terutama industri rokok- pasti menyuarakan keberatan dengan alasan akan merugikan atau malah mematikan petani tembakau.

menurut dr Pankaj Chaturvedi, MBBS, MS, FAIS, FICS dari Voice of Tobacco Victims (VOV) di India, lembaga yang mendorong pengetatan regulasi tembakau di India, "mengatasnamakan kepentingan petani tembakau adalah strategi standar perusahaan rokok di seluruh dunia. mereka akan memakai segala cara untuk menarik simpati masyarakat dan sebenarnya keuntungan petani tembakau pun tidak banyak, keuntungan terbesar ada pada pemilik perusahaan rokok!"

memang harus diakui pada saat ini banyak perusahaan rokok internasional yang melihat indonesia sebagai pasar yang dianggap akan sangat menguntungkan karena minimnya regulasi. sebagai contoh dibandingkan dengan negara ASEAN lain seperti singapura dan malaysia kebijakan merokok dan iklan rokok belum diatur ketat di indonesia.itulah sebabnya mengapa philp morris mau mengeluarkan uang banyak untuk mengaukisasi salah satu perusahaan rokok di indonesia. mereka melihat indonesia sebagai "ladang keuntungan" baru sebab mereka mengalami kesulitan penjualan di AS dan menghadapi berbagai macam gugatan di sana!

pernyataan dr Pankaj ada benarnya, dengan mengusung isu nasib para petani tembakau mereka (industri rokok) berusaha menarik simpati publik dan mendorong gerakan publik padahal sebenarnya yang menikmati sebagian besar "kue keuntungan" rokok adalah para pemilik peruahaan rokok!.hal ini bisa dilihat dari daftar orang terkaya di indonesia dimana  banyak pengusaha rokok  yang masuk daftar di dalamnya.
industri rokok pun melakukan banyak cara agar publik merasakan ketergantungan akan kehadiran mereka dengan menjadi sponsor acara musik dan olahraga hingga memberikan beasiswa pendidikan.

lalu bagaimana cara membatasi rokok??? mungkin kita perlu belajar dari india yang merupakan salah satu negara yang berhasil menetapkan larangan ketata tenang merokok.

di india UU regulas itembakau sudah di sahkan sejak tahun 2003 yang berisikan: larangan merokok di tempat umum, melarang iklan rokok di media massa, melarang mnejual rokok di dekat sekolah dan melarang menjual rokok untuk anak usia di bawah 18 tahun.

menurut dr Pankaj pada awalnya regulasi itu mendapat perlawanan yang sangat keras dari para petani tembakau, akan tetapi pada akhirnya regulasi itu berhasil diterapkan tanpa menyengsarakan para petani.

kog bisa???

hal itu terjadi karena pemerintah india menyediakan petani alternatif tanaman pengganti tembakau dan pemerintah india juga bersedia mengganti kerugian petani apabila petani yang beralih menanam tanaman lain mengalami kerugian.

bisakah pemerintah indonesia melakukan kebijakan seperti itu??? harusnya BISA!!!
bagaimana dengan sumber dananya???sumber dananya diambilkan dari hasil cukai tembakau!!!

satu lagi keuntungan indonesia adalah tidak seperti di india yang para petani tembakaunya hanya mengandalkan dari bertanam tembakau, di indonesia para petani tembakau juga membudi dayakan tanaman lain sehingga seharusnya lebih mudah mengajak para petani tembakau beralih menanam tanaman lain.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun