Mohon tunggu...
Dwi Marfuji
Dwi Marfuji Mohon Tunggu... Administrasi - Runner, pingin hidup sehat dan syukur manfaat buat orang lain

Sesantai gambarnya...\r\n\r\n@dwimarfuji

Selanjutnya

Tutup

Money

Terkuaknya Pelemahan Rupiah

29 Agustus 2015   13:21 Diperbarui: 29 Agustus 2015   13:21 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sadar atau tidak sadar sebenarnya kita juga ikut andil dalam proses pelemahan itu. Hal-hal sederhana disekitar kita saling berkait.

Dimulai dari kita menyetujui selembar kertas yang sebenarnya tak memiliki harga sebagai alat tukar yang sah dan nilainya 100% kita pasrahkan pada lembaga yang katanya diatur negara.

Awal dari sejarah kehidupan manusia berburu dan meramu adalah hal sudah mencukupi kebutuhan hidup. Selanjutnya ketika mereka memiliki hasil buruan akan mereka makan dan gunakan bersama. Jika ada yang mereka butuhkan tinggal mereka tukar dengan barang lain yang sepadan. Hal itu berlangsung lama hingga muncul kelompok yang tidak mau menerima penukaran barang karena nilainya tak sepadan dan mungkin untuk waktu itu tak dibutuhkannya. Oleh karena itu munculah ide alat tukar praktis dan jumlahnya terbatas, dalam hal ini emaslah yang terpilih.

Emas resmi jadi alat tukar, dan aturannya tentang harga sudah disepakati. Masalah muncul ketika emas mudah dicuri, hingga seorang menawarkan jasa penyimpanan dengan jaminan selembar kertas. Karena dinilai praktis dan mudah dibawa kemana-mana, banyak orang yang menitipkan emasnya dan mendapatkan kertas. kertas itu yang awalnya hanya bukti kepemilikan emas kini beralih fungsi sebagai pembayaran yang sah atau yang sering kita sebut uang.

Sepertinya sampai disini tak ada yang salah, hingga suatu ketika pemilik penyimpanan emas berbuat jahil, ia mencetak uang melebihi emas yang ada di simpanan. Hingga akhirnya ia bisa menentukan jumlah uang tanpa terkontrol. Saat itu karena saking banyaknya uang yang beredar hingga terjadilah kenaikan harga barang. Mudahnya sebelumnya harga suatu barang hanyabutuh selembar uang, kini butuh uang dua lembar. Parahnya lagi sipemilik juga mencetak uang untuk dirinya sendiri dan tanpa ada emas yang disimpan. Hal tersebut memposisikannya sebagai seorang yang bisa beli apasaja dan dimana saja, bahkan bukan hal yang sulit jika ia ingin membeli jabatan.

Hal ini tidak terjadi di Indonesia, namun negara lain. Namun ketika Indonesia mengakui uang negara lain tersebut dan menggunakannya pula maka otomatis indonesia akan ikut terseret ke kubangan

Saya sangat setuju dengan kebijakan wajib menggunakan rupiah setiap transaksi dalam negeri dan kalau boleh usul sebelum MEA benar-benar menggurita sesuaikan jumlah rupiah dengan jumlah cadangan emas yang sesungguhnya, lalu khusus ekspor dan impor gunakan emas atau lakukan secara barter, walaupun dlam ilmu ekonomi ada beberapa kelemahannya namun saya yakin masih lebih mudah mengatasinya.

 

Ini hanya tulisan saya, orang yang tak tau masalah ekonomi

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun