Beberapa karakteristik analisis wacana kritis adalah:
Tindakan. Wacana dipahami sebagai tindakan yaitu mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi.
Konteks. Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari sebuah wacana.
Historis, menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu sehingga tidak dapat dimengerti jika tanpa konteks.
Kekuasaan. Analisis wacana kritis mempertimbangkan elemen kekuasaan.
Ideologi adalah salah satu konsep sentral dalam analisis wacana kritis karena setiap bentuk teks, percakapan dan sebagainya adalah praktik ideology atau efek ideologi.
SEMIOTIKA ROLAND BARTHES
Semiotika adalah ilmu tentang tanda. Di muka bumi, semuanya bisa jadi tanda. Tanda terbagi dua, yaitu tanda verbal dan non verbal; alami dan buatan. Segala sesuatu yang bisa diamati dan dibuat serta mengacu pada sesuatu yang dirujuk dan dapat diinterpretasikan adalah tanda. Contoh tanda antara lain : bendera, isyarat, wajah, sikap, bunga, gagap, meludah, intensitas, kecepatan, kesabaran, dan kegilaan. Hingga kini banyak teori tentang semiotika yang dikemukakan para ahli. Salah satu pengusung semiotika yang cukup terkenal adalah Roland Barthes. Kunci dari ajaran semiotika Barthes adalah makna denotasi, konotasi dan mitos.
BAGIAN II JURNALISME SEBAGAI MITOS
Liputan6.com
- 50 Buku Jihad dari Teroris Ciputat Diserahkan ke Komnas HAM
- Adigium bahwa “yang didengar bukan fakta tapi opini dan yang dilihat bukan kebenaran namun perspektif” harus dijadikan langkah awal bagi wartawan menemukan kebenaran. Bahwa yang terpenting dari jurnalisme adalah memverifikasi fakta. Semakin ketat dan rinci verifikasi fakta kian dekat berita tersebut kepada kebenaran. Salah satu kaidah verifikasi fakta versi Kovach dan Rosentiels adalah “jangan menipu atau menyesatkan pembaca, pemirsa maupun pendengar,” seperti disebutkan diatas. Namun berita berjudul “50 Buku Jihad dari Teroris Ciputat Diserahkan ke Komnas HAM” adalah menyesatkan pembaca.
Merdeka.com
- Cerai dari Brad Pitt, Begini Perasaan Jennifer Aniston
- Media bisa, boleh, atau bahkan harus memberitakan sesuatu yang tidak bisa diverifikasi (perasaan). Padahal jantung jurnalisme kata Bill Kovach dan Tom Rosentiel adalah verifikasi fakta. Bisakah sesuatu yang tidak factual diverifikasi?. Media kini sudah terseret memberitakan sesuatu yang bersifat pribadi dan tidak ada kepentingannya untuk public. Cerai, selingkuh, dan kawin, misalnya. Media massa adalah ranah publik, cerai, selingkuh dan kawin, adalah urusan pribadi.