Mohon tunggu...
Dwima Rachma
Dwima Rachma Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mitos Jurnalisme

10 Juni 2016   20:54 Diperbarui: 10 Juni 2016   21:09 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa karakteristik media/jurnalisme online, antara lain:

Unlimited Space. Jurnalistik online memungkinkan halaman tak terbatas. Ruang bukan masalah. Artikel dan berita bias sepanjang dan selengkap mungkin, tanpa batas.

Audience Control. Jurnalistik online memungkinkan pembaca lebih leluasa memilih berita/informasi.

Non-Lienarity. Dalam jurnalistik online masing-masing berita berdiri sendiri., sehingga pembaca tidak harus membaca secara berurutan.

Storage and Retrieval. Jurnalistik online memungkinkan berita “abadi”, tersimpan dan bisa diakses kembali dengan mudah kapan dan dimana saja.

Immediacy. Jurnalistik online menjadikan informasi bisa disampaikan secara sangat cepat dan langsung.

Multimedia Capability. Jurnalistik online memungkinkan sajian berita berupa teks, suara, gambar, video, dan komponen lainnya sekaligus.

Interactivity. Jurnalistik online memungkinkan interaksi langsung antara redaksi dengan pembaca, seperti melalui kolom komentar dan social media sharing.

MITOS JURNALISME SEBAGAI PILAR KEEMPAT DEMOKRASI

Di era modern dengan kapitalisme sebagai urat nadi, media dan politik bertemu dengan faktor bisnis. Dengan tuntutan kapitalisme media berubah menjadi industri, menjadi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan. Ia bukan lembaga sosial sebagaimana fungsi dasarnya, yakni menyampaikan berita. Maka lengkaplah penderitaan pers Indonesia ketika media bersinergi dengan bisnis dan politik. Berita sebagai jantung jurnalisme kehilangan substansinya. Media hanya bisa menjadi pilar keempat demokrasi jika mengambil jarak dan independen dengan tiga jenis kekuasaan yang terdapat pada lembaga Negara (eksekutif, legislatif, dan yudikatif). Keberjarakan dengan politik, ekonomi, dan bisnis serta pemegang kekuasaan akan membuat media berani bersikap kritis. Sebaliknya, jika dalam satu naungan kekuasaan, ungkapan Lord Acton ‘power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely’ (kekuasaan itu cenderung berbuat korup, kekuasaan yang absolut dengan sendirinya pastilah korup) menemukan kebenarannya.

TEKS DAN WACANA PERSPEKTIF TEORI KRITIS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun