Oleh: Dwi Lestari Wiyono
Aku tahu masa itu akan datang. Kau menatapku melalui dimensi yang kau ciptakan atas dirimu. Kau membuat ruang di mana kau adalah rajanya, sang penguasa. Waktu seakan tak berkutik. Waktu seolah tak berdaya. Kasatria kelam seketika secara tak terduga keluar dari persembunyiannya yang agung. Selamat datang kawan, Milenia menyambutmu.
***
Kosong. Sungguh kosong bukan ia yang aku cari. Kosong. Nihil. Nol besar. Terlampau kosong bukan ia yang aku inginkan. Petapa ayo tajamkan penglihatanmu aku membutuhkannya segera.
Tidak semudah itu anak muda bersabarlah. Semua ada waktunya.
***
"Jika aku jadi pelindungmu, Apa yang akan kau berikan padaku? Rumah? Mobil? Deposito? Atau mungkin barangkali kau akan memberikan milikmu lainnya yang paling berharga. Sesuatu yang tak ternilai."
"Tidak ada pemberian secara cuma-cuma kau harus menukarnya. Jangan bermimpi. Tidak ada barang maupun jasa yang gratis."
"Aku mohon kau lakukan atas nama Tuhan. Aku tak punya biaya."
"...."
"Kalau berkenan biayanya akan aku cicil bapa, kali ini aku benar-benar tidak punya uang. Hartaku telah aku habiskan untuk pengobatan sebelumnya."
"Aku mengerti bapa kau pun mempertaruhkan nyawamu demi pengobatan ini. Aku mengerti."