Mohon tunggu...
Dwiky Arsa
Dwiky Arsa Mohon Tunggu... Musisi - Penulis

Seonggok pria berkumis kelahiran kota Reog. Sedang menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Serba-serbi Masalah Pendidikan di Masa Pandemi

23 Juni 2020   08:00 Diperbarui: 24 Juni 2020   19:06 4118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freepik.com

Akibat dari adanya pandemi virus corona ini, proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya harus diubah sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus ini. 

Dari yang awalnya anak dapat mengikuti pembelajaran di sekolah, kini berubah menjadi belajar secara dari dari rumah masing-masing. Proses pembelajaran jarak jauh membuat kegiatan anak banyak dihabiskan di lingkungan keluarga.

Hal ini sangat bergantung pada bagaimana peran orang tua dalam mendukung, membimbing, dan mengawasi anak ketika belajar karena pendidikan di lingkungan keluarga menjadi sebuah dasar bagi terbentuknya sikap dan sifat anak yang sebagian besar akan diserap dari orang tua dan anggota keluarga yang lainnya.

Selain intensitas pendidikan bersama orang tua dalam kegiatan belajar anak selama di rumah yang secara langsung akan memotivasi belajar anak dan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka faktor status sosial ekonomi orang tua tentu juga dapat mendukung prestasi belajar siswa.  

Karena jika status sosial ekonomi orang tua tinggi ataupun sedang, maka akan bisa memenuhi berbagai fasilitas belajar yang diperlukan anaknya terutama disaat pandemi virus corona ini. 

Dengan fasilitas belajar yang bisa terpenuhi, anak diharapkan dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif bagi prestasi belajar yang diraihnya.

Munculnya Permasalahan Baru

Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah tentang Belajar dari Rumah ternyata tak seterusnya berjalan dengan mulus. Setelah berlangsung selama beberapa pekan, pembelajaran jarak jauh secara daring akhirnya menimbulkan banyak permasalahan. 

Salah satunya adalah karena Indonesia masih memiliki tingkat ketimpangan atau kesenjangan sosial yang tinggi. Ketimpangan ini semakin jelas terlihat ketika pemerintah memutuskan untuk mengadakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Ketimpangan sosial menyebabkan posisi rakyat miskin tidak mempunyai cukup ruang untuk mengaktualisasikan diri karena tidak semua masyarakat dapat menikmati atau memanfaatkan sumber daya yang ada, bahkan ada sebagaian masyarakat yang mengalami banyak hambatan untuk mengakses kehidupan yang lebih layak karena tidak memperoleh kesempatan yang sama dengan kelompok masyarakat lain. 

Dalam hal ini adalah kesempatan memperoleh akses penunjang pendidikan dalam proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, seperti gawai dan akses internet yang memadahi.

Permasalahan lain pun muncul ketika anak harus belajar daring di rumah. Ada sebagian orang tua yang merasa bahwa proses pembelajaran jarak jauh ini begitu menyulitkan karena tidak semua orang tua paham dengan penggunaan teknologi (gagap teknologi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun