Mohon tunggu...
Dwiki Setiyawan
Dwiki Setiyawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

#Blogger #Solo #Jakarta | Penyuka #Traveling #Sastra & #Politik Indonesia| Penggiat #MediaSosial; #EventOrganizer; #SEO; http://dwikisetiyawan.wordpress.com https://www.facebook.com/dwiki.setiyawan http://twitter.com/dwikis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ramadhan Unik: Shalat Tarawih Super Kilat

19 Agustus 2011   21:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:38 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai seorang makmum, sekalipun shalat Tarawih bilangan raka’atnya 20 raka’at dilanjutkan shalat Witir 3 raka’at, namun pembaca boleh percaya atau tidak, bahwa shalat sunat yang saya jalankan super kilat. Kunci utamanya terletak pada bacaan surat-surat Al-Qur’an yang dilantunkan imam.

Kisah ramadhan unik ini saya alami pada dekade awal 1990-an, di kediaman Bapak Haji Hilal Adnan di kota Solo Jawa Tengah –kini telah almarhum dan teriring doa semoga arwahnya mendapat balasan setimpal Illahi Rabbi. Beliau seorang tokoh Nahdlatul Ulama (NU), pengusaha lokal dan seorang paranormal yang amat disegani.

Saya mengenal Bapak Hilal melalui putra sulungnya, Abdul Basid Rohmad, sesama aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Solo. Basid, demikian panggilan akrabnya, pernah menjabat sebagai Ketua Umum Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI). Setelah lulus dari Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) dan tidak aktif di HMI, ia terpilih menjadi Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) –sebuah ormas kepemudaan yang berafiliasi dengan NU- kota Solo. Saudara Basid juga seorang perintis Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) di kota Solo yang acapkali menyelenggarakan acara Festival Anak Shaleh setiap tahunnya pada dekade 1990-an.

Saya acapkali diminta saudara Basid menjadi konsultan gratis media baik untuk kegiatan GP Ansor maupun Festival Anak Shaleh. Tugas saya adalah menyiapkan rancangan konferensi pers, membuat dan memfaks rilis media atau mengontak para wartawan setiap ada momen tertentu yang menyangkut GP Ansor atau kegiatan Festival Anak Shaleh. Kegiatan-kegiatan sosial tersebut hemat saya cukup sukses mendapat peliputan media massa lokal saat itu.

Di bulan ramadhan seperti saat ini, saya bertandang selepas buka puasa ke kediaman Bapak Hilal. Dengan sendirinya sebagai seorang muslim mau tidak mau mengikuti shalat Tarawih yang digelar setiap malamnya.

Bertindak sebagai imam adalah tuan rumah, Bapak Hilal Adnan. Makmum terdiri dari keluarga besar Bapak Hilal, dan puluhan pengontrak di rumah itu. Kediaman Bapak Hilal terletak di kampung Kauman hanya beberapa puluh meter dari Masjid Besar kota Solo. Lahan rumahnya yang sangat luas dan strategis disulap menjadi beberapa kios di pinggir jalan dan kontrakan dua lantai dengan jumlah kamar puluhan buah, mengelilingi rumah induk. Para pengontraknya sebagian besar adalah pedagang di Pasar Klewer yang hanya selemparan batu dari kediaman itu.

Shalat Tarawihnya super kilat, walau 20 raka’at. Dan apabila, mengenang peristiwa masa lampau itu terkadang tertawa sendiri. Apa pasal? Dalam praktek, salam tiap 2 raka’at. Dengan demikian dikerjakan 10 kali. Yang membedakan dengan shalat tarawih pada umumnya, sebagai imam Bapak Hilal hanya melantunkan surat super pendek setelah bacaan Al-Fatihah.

Jadi sebelum ruku’, pada raka'at pertama hingga kedua puluh ia hanya melantunkan lafal pendek surat Al-Qur’an setelah bacaan Al-Fatihah. Misalnya, raka'at pertama setelah surat Al-Fatihah ia hanya melantunkan: Alif Laam Miim selanjutnya ruku. Raka'at kedua ia bacakan: Alif Laam Miim Shaad. Raka'at ketiga: Alif, Laam, Raa. Raka'at keempat: Kaaf Haa Ya ‘Ain Shaad. Raka'at kelima: Ya Siin. Dan seterusnya hingga raka’at keduapuluh.*)

Bagi makmum yang tak terbiasa memang mengagetkan, dan juga terasa capek. Lantaran begitu mengucap salam setelah dua raka’at, lalu berdiri lagi mengikuti imam dan seolah-olah baru beberapa detik saja sudah salam kembali. Super kilat. Hingga genaplah 20 raka’at. Kemudian dilanjutkan shalat Witir 3 raka’at.

Apakah lantunan lafal pendek penggalan sebuah surat Al-Qur’an itu hukumnya sah? Tentu saja sah secara fiqih.

[Telkomsel Ramadhanku].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun