Mohon tunggu...
Dwi Haryanti
Dwi Haryanti Mohon Tunggu... Relawan - Bukan Pewayang

Tulislah apa yang bisa kau tulis, Kerjakan apa yang bisa kau kerjakan, yang penting mah seneng.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Literasi, Kreasi, dan Interaksi Demi Negeri yang Mandiri

3 Juni 2020   06:03 Diperbarui: 5 Juni 2020   15:01 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Firasat Nikmatullah

Setiap manusia dalam menjalani dinamika kehidupan pastinya tidak lepas dengan pasang surutnya peradaban, tahun demi tahun budaya baru tak pandang bulu pada siapa ia akan diterima menjadi bagian dari cerita nyata sebuah kehidupan. Indonesia merupakan negara yang mumpuni entah dalam segi sejarah ataupun pesona keindahannya cukup diakui dengan banyaknya minat pengunjung hingga ada ungkapan/pepatah Belanda yang berbunyi "Indi verloren, rampspoed geboren." (Hindia hilang, bencana pun datang).

Karna itu, kita sebagai kaum muda harus lebih selektif dalam menerima halhal baru, sebab tidak sedikit orang yang malah merasa bangga dengan adat adat barat yang mulai berkecambah dengan sangat pesat, mengingat sejarah bahwa Indonesia pernah dikecewakan sebab datangnya koloni kembali untuk menjajah di tahun 1945, tidak menutup kemungkinan adat(kebiasaan) barat merupakan langkah awal dari tragedi lama yang mungkin akan terulang lagi, meski dalam versi yang berbeda.

Hal ini bukan berarti kita harus menutup mata, telinga, hingga memasang dinding besar agar tidak menerima hal hal yang bersifat baru, dan menjadikan rakyat apatis terhadap perkembangan negara, malah kita diharuskan untuk membuka mata selebar lebarnya bagaimana kita sudah dijajah dalam step politik, ekonomi, SDA, dll, seperti yang terlampir dalam Kompas. Com beberapa waktu lalu Menurut Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia Romo Benny Susetyo, paradigma pemimpin bangsa saat ini tidak memerdekakan diri sendiri dan umatnya.  

"Kita tidak bisa menyalahkan bangsa asing atas kondisi yang sedang kita alami saat ini sebab kita sendiri yang setuju untuk terlibat dalam perdagangan bebas serta menyerahkan aset-aset kita untuk dikelola pihak asing," kata Benny.  

Ketergantungan Indonesia yang cukup tinggi terhadap negara lain dalam sektor perekonomian serta penguasaan sebagian sumber daya alam di Indonesia oleh asing dianggap sebagai bentuk penjajahan baru. Hal ini membutuhkan perubahan pola pikir pemerintah dan masyarakat agar Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri sesuai cita-cita para pendiri bangsa.(12/3/13)

"Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan " demikianlah bunyi UUD 1945 ayat 1 pasal 33
Yang secara jelas dapat dijabarkan bahwa sistem perekonomian adalah usaha bersama yang berarti setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan bangsa. 

Dengan demikian, perekonomian tidak hanya dijalankan oleh pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan badan-badan usaha negara, namun masyarakat dapat turut serta dalam kegiatan perekonomian dalam bentuk usaha-usaha swasta yang sangat luas bidang usahanya.

Bersebrangan dengan hal tersebut, bukti nyata yang dapat kita lihat lahan lahan kerja hampir seluruhnya dikuasai pihak asing, menurut data yang ada pada catatan Kompas. Com akhir 2013 lalu, di sektor perbankan sedikitnya 12 bank swasta kini dikuasai asing. Di sektor pertambangan migas sekitar 70 persen dikuasai pihak asing, pertambangan tembaga dan emas sekitar 85 persen dikuasai asing.

Demikian pula pada sektor perkebunan sawit di mana sekitar 40 persen dari 8,9 juta hektar kebun kelapa sawit dikuasai asing. Di sektor telekomunikasi, 35 persen sampai 66,5 persen juga dikuasai asing. , memang tidak aneh bila kita lihat ketentuan yang ada bahwa Indonesia memang merupakan negara yang ramah terhadap investor asing,  karna itu tidak sedikit saham saham asing ditanamkan di Indonesia agar mendapatkan kekayaan yang ada secara cuma cuma seperti yang dilansir dari merdeka. Com "Beberapa kebijakan pemerintah justru sengaja dilahirkan untuk menarik perhatian investor asing agar mereka mau masuk dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun