Menu makan siang saya hari ini adalah nasi Padang bungkus. Bagi sebagian orang itu adalah menu yang biasa saja. Namun bagi saya, menu makan siang hari ini terasa luar biasa. Mengapa?
Rasa istimewa ini berawal dari peristiwa yang saya alami sehari sebelumnya, hari Senin kemarin. Kemarin saya melaksanakan puasa Sunnah setelah pekan kemarin sempat off karena ada halangan. Â Karena baru memulai kembali ritme puasa Sunnah, maka cukup banyak godaan yang menghampiri. Rasa lapar, lemas, dan pusing mulai menghampiri. Sedangkan sore itu saya harus berangkat ke klinik gigi di Kota Bandung.Â
Singkat cerita sampai juga saya ke klinik gigi tersebut. Urusan di klinik gigi selesai menjelang maghrib. Saya bergegas pulang dan tak lupa mampir ke rumah makan Padang. Saya beli nasi rendang sebungkus. Terbayang nikmatnya berbuka nanti.Â
Saya pulang naik Go-car. Di tengah perjalanan terdengar adzan Maghrib. Saya pun langsung berbuka dengan kue bolu talas yang saya bawa dari rumah. Namun saya tidak melanjutkan berbuka dengan makan nasi Padang. Meski saya rasanya sudah ingin sekali menyantapnya. Kasihan pak sopir. Saya akan memakannya nanti di rumah saja.
Tak lama kemudian, saya sampai rumah. Sebelum turun dari mobil, tiba-tiba ada niat untuk memberikan nasi Padang saya  ke pak sopir. Akhirnya nasi itu saya berikan. Saya bisa makan dengan menu yang ada di rumah saja. Bayangan nikmatnya makan nasi Padang pun hilang. Namun berganti dengan rasa senang melihat kebahagiaan pak sopir.Â
Dan ternyata hari ini Allah menggantinya. Konsumsi rapat saya hari ini adalah nasi Padang. Meski menunya berbeda dengan yang saya beli kemarin, namun rasa khasnya tetap sama.
Hari ini bukan pertama kalinya saya makan nasi Padang. Namun menu hari ini terasa nikmat dan istimewa.
Nasi Padang memang juara.
