Mohon tunggu...
Dwi Ervina Astuti
Dwi Ervina Astuti Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Pembimbing Kemasyarakatan

positive feeling and go ahead

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Mendukung Rehabilitasi Sosial melalui Pembimbing Kemasyarakatan yang Efektif

2 Juni 2023   22:36 Diperbarui: 2 Juni 2023   22:38 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapas Kelas I Tangerang-Bimbingan Kemandirian Tata Boga Klien Pemasyarakatan

Aspek penting dalam reintegrasi klien pemasyarakatan kepada masyarakat adalah rehabilitasi sosial. Rehabilitasi sosial merupakan proses yang bertujuan untuk membantu klien pemasyarakatan untuk memperoleh kembali keterampilan sosial, nilai-nilai yang positif dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk berintegrasi kembali ke dalam masyarakat setelah menjalani hukuman. Hal Ini melibatkan berbagai intervensi dan program yang bertujuan untuk mengubah perilaku negatif, membangun keterampilan produktif, dan memperkuat dukungan sosial (Mulyana, D., 2015 dan Latessa, E. J., & Smith, P., 2011).

   Rehabilitasi sosial juga merupakan upaya agar terjadi perubahan perilaku dan sebuah persiapan untuk hidup yang lebih produktif dan bertanggung jawab setelah pembebasan. Upaya ini mencakup program pendidikan, pelatihan keterampilan, bimbingan psikologis, pemulihan kesehatan mental, dan dukungan sosial. Hal ini bertujuan agar klien pemasyarakatan dapat memperoleh kembali kehidupan yang stabil, menghindari perilaku kriminal, dan berkontribusi positif pada masyarakat.

   Rehabilitasi sosial klien pemasyarakatan sangat penting karena dapat mencegah kejahatan berulang, mengembangkan keterampilan dan keahlian, mendukung reintegrasi yang sukses, serta meningkatkan kualitas hidup klien pemasyarakatan (Latessa, E. J., & Smith, P., 2011 dan Uggen, C., Manza, J., & Behrens, A., 2004). Melalui rehabilitasi sosial, klien pemasyarakatan memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi dan mengubah faktor-faktor yang menyebabkan mereka terlibat dalam kejahatan. Identifikasi yang dimaksud berupa pemahaman tentang penyebab perilaku kriminal, pembelajaran keterampilan baru, dan pengembangan kepercayaan diri yang positif. Dengan demikian, rehabilitasi sosial membantu mencegah klien pemasyarakatan terlibat kembali dalam kegiatan kriminal setelah pembebasan.

   Potensi rehabilitasi sosial dalam menekan re-offending (kembali terlibat dalam kejahatan) bervariasi tergantung pada faktor-faktor yang melibatkan individu, program rehabilitasi yang diterapkan, dan lingkungan sosial yang mendukung. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rehabilitasi sosial yang efektif dapat mengurangi tingkat re-offending secara signifikan. Namun, persentase pastinya mungkin sulit untuk ditentukan dengan tepat. Penelitian Latessa, dkk. (2016) menyebutkan bahwa program rehabilitasi yang didasarkan pada prinsip-prinsip "What Works" (apa yang berhasil) dapat mengurangi tingkat re-offending sebesar 10 hingga 20 persen. Sedangkan Aos, dkk. (2006) menunjukkan bahwa program rehabilitasi yang berorientasi pada intervensi kognitif-behavioral mampu mengurangi tingkat re-offending hingga 10 hingga 30 persen. Tingkat keberhasilan rehabilitasi sosial dapat bervariasi tergantung pada individu dan program yang diberikan. Faktor-faktor seperti kepatuhan klien, dukungan sosial yang diterima, akses ke layanan pasca-pembebasan, dan faktor risiko individu lainnya dapat memengaruhi efektivitas rehabilitasi dalam menekan re-offending. Oleh karena itu, pendekatan rehabilitasi yang holistik, individualisasi, dan berkelanjutan sangat penting dalam meningkatkan peluang keberhasilan rehabilitasi sosial dan mengurangi tingkat re-offending.

   Program rehabilitasi sosial juga memberikan kesempatan bagi klien pemasyarakatan untuk memperoleh keterampilan dan keahlian yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, seperti keterampilan kerja, pelatihan vokasional, dan pendidikan. Peningkatan keterampilan dan keahlian, memberikan peluang yang lebih baik bagi klien pemasyarakatan untuk mendapatkan pekerjaan yang stabil dan menjadi anggota produktif dalam masyarakat.

   Rehabilitasi sosial berupaya untuk membangun hubungan sosial yang positif, dukungan keluarga, dan akses ke layanan komunitas yang mendukung sehingga membantu klien pemasyarakatan untuk berintegrasi kembali kepada masyarakat dengan sukses. Hal ini menciptakan peluang untuk membangun kembali kehidupan yang stabil, menghindari lingkaran kejahatan, dan menjadi anggota masyarakat yang berkontribusi.

   Melalui rehabilitasi sosial, klien pemasyarakatan dapat mengubah perilaku negatif dan mengatasi masalah pribadi yang mungkin menjadi penyebab mereka terlibat dalam kejahatan, mendapatkan pemulihan kesehatan mental perawatan kesehatan dan dukungan sosial. Hal ini tentu saja memperbaiki kualitas hidup mereka sehingga menciptakan kehidupan yang lebih baik dan lebih stabil bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka.

   Pandangan masyarakat terhadap rehabilitasi sosial bagi klien pemasyarakatan tentu saja bervariasi (Cropsey, K. L., Wexler, H. K., & Melnick, G., 2014 dan Tyler, T. R., & Fagan, J., 2008). Beberapa anggota masyarakat mungkin mendukung upaya rehabilitasi sosial dan melihatnya sebagai langkah yang penting untuk membantu klien pemasyarakatan memperbaiki hidup mereka, mencegah kembali terlibat dalam kejahatan, dan menjadi anggota yang produktif dalam masyarakat. Mereka mungkin percaya pada potensi perubahan dan rehabilitasi individu. Namun, ada juga pendapat atau pandangan negatif di masyarakat terkait rehabilitasi sosial klien pemasyarakatan. Beberapa orang mungkin merasa tidak yakin atau tidak percaya bahwa klien pemasyarakatan dapat benar-benar berubah dan memperbaiki perilaku mereka. Mereka mungkin merasa khawatir tentang keamanan masyarakat atau merasa bahwa sumber daya dan perhatian seharusnya dialihkan ke tempat lain.

   Pandangan masyarakat terhadap rehabilitasi sosial juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengetahuan mereka tentang sistem peradilan pidana, pengalaman pribadi terhadap kejahatan, dan persepsi mereka tentang efektivitas program rehabilitasi yang ada. Pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang rehabilitasi sosial serta penyampaian informasi yang akurat mengenai keberhasilan rehabilitasi dapat membantu memperbaiki persepsi dan dukungan dari masyarakat. Oleh karena itu penting untuk melibatkan masyarakat dalam upaya rehabilitasi sosial dan membangun kesadaran tentang manfaatnya. Melalui edukasi, dialog, dan partisipasi aktif, masyarakat dapat menjadi mitra yang berperan dalam mendukung reintegrasi yang sukses dan menerima klien pemasyarakatan kembali ke dalam masyarakat dengan lebih baik.

   Rehabilitasi sosial bisa berhasil apabila faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan rehabilitasi sosial saling bersinergi satu sama lain (Andrews, D. A., & Bonta, J., 2010 dan Latessa, E. J., 2012). Penilaian yang komprehensif dan perencanaan yang dibuat berdasarkan kebutuhan individu yang memiliki keunikan masing-masing dapat membantu menentukan pendekatan yang paling efektif dalam proses rehabilitasi. Program yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik klien dapat meningkatkan peluang keberhasilan. Berbagai pihak yang terlibat dalam rehabilitasi sosial seperti pembimbing kemasyarakatan, petugas pemasyarakatan, tenaga kesehatan, psikolog, dan keluarga harus berkolaborasi dengan baik dan saling berkomunikasi yang efektif, agar tercipta pemahaman yang komprehensif tentang klien dan pemenuhan kebutuhan rehabilitasi secara holistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun