Mohon tunggu...
Dwi Cahyanti
Dwi Cahyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Komunikasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Enjoy your life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budidaya Ikan Gurame Hasilkan Omzet Ratusan Juta Rupiah

26 November 2022   22:19 Diperbarui: 26 November 2022   22:39 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berawal dari hobi (senang) dan mampu menghasilkan, Yulianto warga Deresan, Bantul, akhirnya menggeluti usaha bisnis budidaya ikan gurami datangkan untung puhuhan hingga ratusan juta rupiah.

Berawal dari hobi yang dimiliki, Yulianto mencoba budidaya ikan pada tahun 2007-2008 dengan jumlah awal empat kolam yang dimiliki disebalah rumahnya dan ternyata menguntungkan, hingga akhirnya ditekuni sampai sekarang ini.

" Awalnya saya hanya budidaya ikan lele dan nila, tapi sejak tahun 2014 saya berganti ke ikan gurami, karena lebih menguntungkan", Kata Yulianto, Senin (24/10/2022).

Budidaya ikan gurami yang diteekuni Yulianto, hanya digarap seorang diri dengan batuan sang istri.

" Pemeliharan ikan gurami itu tidak repot, sehingga hanya saya sendiri mampu untuk memelihara, yang repot ketika panen, dan saat panen ngajak tetangga untuk bantu pemanenan," ucap Yulianto.

Saat ini kolam yang dimiliki Yulianto kurang lebih 24 kolam yang berada di area persawahan, terdiri dari kolam besar berjumlah 5, dan kolam kecil 17. Kolam besar tersebut hanya untuk pembesaran dan kolam kecil untuk pendederan telur.

Proses pemanenan ikan perkolam empat bulan sekali gantian tiap kolamnya, atau bisa dikatakan sebulan sekali panen, paparnya.

" Untuk tebaran 10.000 bibit, dan mampu panen di atas 5000 ekor sudah sangat bagus perhitungannya. Untuk omzet itu sendiri perulan rata-rata satu kolam mampu menghasilkan Rp5.000.000-Rp10.000.000, itu kalau bagus," tambah Yulianto.

Sistim penjualan yang dilakukan oleh Yulianto melalui online dan dari petani-petani yang kerap beli. Pembeli kebanyakan dari petani bukan dari pengepul, karena harga dari pengepul kurang masuk. Pembeli biasanya datang dan mengambil sendiri di tempat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun