Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kota Tua Menggeliat

17 Februari 2014   22:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:44 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebuah peradaban kota akan terlihat bila kota itu masih menyisakan bangunan tua dan terawat dengan baik. Perjalanan sejarah akan terlihat dari jejak-jejak berupa bangunan, artefak-artefak yang menandai tahap-tahap peradaban dari kehidupan dengan tradisi, kebiasaan dan pola pembelajaran hidup dari waktu-ke waktu. Kota Batavia misalnya adalah cikal bakal Jakarta sekarang ini. Dari artefak sejarah peninggalan beberapa abad yang lalu terlihat bagaimana Batavia membangun kotanya. Bangunan-bangunan yang masih berdiri kokoh, gaya arsitektural yang menandai peradaban telah berkembang pesat. Sekumpulan bangunan bersejarah di sepanjang dataran Batavia yang terhubung dengan  Pelabuhan Sunda Kelapa, Muara kali Ciliwung, dan  bangunan gaya Gotik peninggalan penjajah Belanda(VOC). tahun 1619 Jayakarta jatuh ke tangan VOC dibawah Jan Pieterszoon Coen. Setahun berkuasa Jan membuat kota baru dinamakan Batavia. Dinamakan Batavia untuk menghormati Bataviren(leluhur bangsa Belanda). Kota Tua(Oud Batavia) megah sebagai kota tua dengan luas hampir 1,3 hektar. Wilayahnya meliputi Jakarta Barat dan Jakarta Utara(Piangsia, Taman Sari dan Roa Malaka). Bebabad abad berlalu kota tua tetap berdiri megah dengan gaya bangunan khas Belanda. Tampak jejak-jejak tata-kota yang terintegrasidengan baik, sistem drainasi, taman, dan alur transportasi yang terpola. Ini menandakan bahwa kesadaran akan kota yang teratur asri dan cantik sudah dipikirkan oleh penjajah Belanda. Sayang Kota tua sekarang walaupun masih terlihat megah tapi sebagian bangunan sudah keropos dimakan usia. Terlihat banyak bangunan direnovasi untuk mengembalikan eksotika kota tua. [caption id="attachment_323132" align="aligncenter" width="300" caption="foto by Joko"][/caption] Peradaban yang sudah unggul dengan menikmati kota yang teratur indah dan asri ternyata kurang tertanam dalam masyarakat kota. banyak sampah berserakan, lapak-lapak kaki lima yang memenuhi jalan tanpa kesdaran pada kenyamanan pengunjung kota tua. Kekumuhan masih tersisa di sudut-sudut bangunan di mana tidak banyak bak sampah tersedia. Era gubernur Jokowi Kota tua memang semakin menggeliat, kota tua mulai berbenah dan perkawinan peradaban kuno dengan geliat modernitas terus berjalan seiring. [caption id="attachment_323134" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu sudut Kota Tua"][/caption] Namun yang perlu digarisbawahi, semakin maju peradaban seharusnya semakin maju cara pandang  kita dalam memelihara artefak budaya. Hingga turis mancanegara bisa mengukur seberapa peduli bangsa kita untuk memelihara jejak sejarah peradaban. [caption id="attachment_323141" align="aligncenter" width="300" caption="Museum Fatahillah.(foto dokumen Pribadi)"][/caption] Jangan sampai peradaban runtuh gara-gara kita sudah tidak mempunyai bangunan tua yang menandai kepedulian bangsa pada sejarah masa lalu yang mencengangkan. [caption id="attachment_323147" align="aligncenter" width="300" caption="Panggung hiburan kota Tua(dokumen Pribadi)"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun