Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Seni

26 Desember 2022   10:00 Diperbarui: 3 Januari 2023   23:16 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil karya seni lukis dan patung seniman Gigih Wiyono dalam pameran Dua Kutub, di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis (11/1/2018). Foto: Kompas.com/Anggita Muslimah

Bukan sekedar teori tetapi praktik. Tanpa praktik percuma seseorang belajar menggambar. Sering melihat, sering mengolah rasa, imajinasi dengan memegang pensil, menyiapkan media kemudian terus berlatih agar menguasai teknik, anatomi, harmoni, perspektif, proporsi, komposisi. 

Kalau semua prinsip seni dikuasai dan mengenal benar unsur-unsur seni seperti titik, garis, bentuk, bidang, ruang, tekstur, warna, gelap terang maka tinggal , seseorang lebih mudah melatih tangan untuk menciptakan karya.

Demikian dengan melukis sebuah kegiatan yang dilakukan seseorang setelah menguasai teori menggambar. Selain menguasai teknik melukis perlu membebaskan diri dari aturan-aturan yang menghambat lepas bebasnya imajinasi muncul. 

Melukis itu mengekspresikan diri dalam kegiatan visual. Selain rasa juga ketrampilan seseorang dalam mengolah warna, media hingga akhirnya menjadi sebentuk lukisan.

 Seni budaya memperkaya manusia. Bukan sekedar menggerakkan naluri, tetapi juga memperhalus rasa, menumbuhkan empati dan simpati. Seseorang yang bergelut dalam bidang seni budaya akan lebih halus, merasakan fenomena kehidupan. Ia bisa merasakan kesulitan manusia lain dan mencoba mengurainya dengan memainkan alat musik atau mengungkapkan dengan bahasa visual.

Dalam karya lukis muncul interpretasi, kritik, sebuah refleksi kehidupan. Karya itu akan bertahan lama meskipun seniman dan penciptanya sudah meninggal. Gambar itu akan memberi gambaran sejarah dan orang-orang yang menikmati berabad-abad kemudian akan mencoba menggali, apa makna, sejarah, misteri dibalik lukisan tersebut.

Misalnya masyarakat modern menikmati karya karya pelukis Leonardo da Vinci, Vincent van Gogh, Rembrant, , karya pematung Michael Angelo, karya- karya sastra dari sastrawan terkenal semacam H C Anderson, puisi dan sastra penuh kedalaman sastrawan Lebanon Kahlil Gibran. 

Penulis Drama Romeo Yuliet William Shakespeare, Novelis petualang Ernest Hemingway yang terkenal dengan novel legendarisnya Lelaki Tua dan Laut.

Di Indonesia sendiri banyak seniman legendaris yang dikenal baik di Indonesia sendiri maupun di kalangan internasional. Affandi, Nyoman Gunarsa, Basuki Abdullah, S Sudjojono, Nyoman Nuarta,Hendra Gunawan, Barli, Widayat, Amri Yahya, Sastrawan penyair Chairil Anwar, Danarto, Seno Gumira Ajidarma, Umar Kayam, Kuntowijoyo, Pramoedya Ananta Toer, Sejumlah aktor drama terkenal Slamet Rahardjo, Putu Wjaya, Arifin C, Noor dan penulis novel puisi mbeling Remy Silado yang baru saja meninggal serta masih banyak yang lain.

sebuah karya lukis di Galeri Nasional Sebelum Covid- 19(dokpri)
sebuah karya lukis di Galeri Nasional Sebelum Covid- 19(dokpri)

Karya-karya mereka masih sering dijadikan diskusi, dibahas, dijadikan acuan bagi perkembangan seni dan budaya. Di Indonesia sendiri tidak kurang karya budaya bangsa yang terus digali untuk sumber inspirasi bagi seniman dan pelaku budaya. 

Keragaman seni budaya itu membuat manusia merasa bisa bersinergi dengan alam, memberikan sentuhan estetis sehingga dalam hidup kaya dengan warna dan keindahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun