Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dalam "Kepungan" Netizen

20 Oktober 2022   12:20 Diperbarui: 20 Oktober 2022   12:24 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akan Ramai jika Dua tokoh ini bertarung (nasional.kompas.com)

Anies Baswedan telah usai menjalani tugas sebagai gubernur Jakarta periode 2017-2022. Ganjar Pranowo masih menyisakan waktu 1 tahun sebagai Gubernur Jawa Tengah periode kedua. Dalam survey tentang calon presiden keduanya mendapatkan peringkat bagus paling nggak 3 besar selalu menjadi favorit lembaga survey disamping Prabowo Subianto. Mereka melambung salah satunya karena pemberitaan di media sosial.

Dalam pembelahan suara netizen dikenal istilah kecebong untuk para netizen, buzzer, influencer pendukung Joko Widodo. Sedangkan kampret dan kadal gurun ( kadrun) untuk mereka yang masuk dalam kubu Anies Baswedan. Bagi netizen yang kontra menamakan Anies sebagai tokoh politik identitas.

Isu-Isu Yang Membelah Netizen

Politik Identitas memainkan isu agama, didukung oleh tokoh-tokoh agama yang radikal, dengan paham  agama yang cenderung fanatik dan kurang suka melakukan pendekatan yang toleran terhadap agama lain. Lebih senang turun ke jalan dengan menyerang penguasa saat ini terutama Jokowi yang digambarkan sebagai pendukung PKI dan berkiblat ke China.

Dari politik identitas berbagai isu pun terlontar, seperti identitas Jokowi yang diragukan, bahkan ada yang berani terang-terangan menyebut Jokowi antek komunis, plonga-plongo dan hari-hari ini diserang dengan isu bahwa semua ijazah Jokowi palsu.

Dari kubu kecebong sebenarnya mereka juga andil untuk memecah suara masyarakat terus menyerang lawan dengan isu pribumi non pribumi, memainkan playing victim terhadap sosok Anies yang dari awal digambarkan sebagai tokoh dibalik intoleransi dan politik identitas. Mereka terus menjadi bamper dan terus mengkounter pemerintah dalam hal ini Jokowi, dengan menyerang balik dan menyebut Anies sebagai Wan Abut, keturunan Arab (Yaman). Tidak pantas menjadi pemimpin Indonesia karena dalam mesin pencari google ditemukan bahwa jika mengetik kata gubernur terbodoh maka yang muncul di layar adalah Anies Baswedan.

Jejak Anies dan Ganjar dalam Pusaran Perdebatan Netizen

Ganjar Pranowo, tokoh yang aktif di media sosial, semua kegiatannya tidak luput dari sorotan media sosial, dari instagram, facebook, bahkan mungkin tiktok. Orangnya supel, lebih sering di lapangan di tempat-tempat di mana masyarakat atau keramaian muncul. Dari awal Ganjar memang beda dengan pemimpin daerah lain. Ia jarang bekerja di kantor, lebih suka turun langsung ke masyarakat, Menerima pengaduan lewat medsosnya, dengan cepat merespon keluhan masyarakat.

Dari sepak terjangnya ia menuai simpati, namun  banyak yang nyinyir pada Ganjar sebagai orang yang "cuma"main medsos saja. diserang netizen saat ada kasus pembebasan lahan di desa Wadas,Purworejo. Serangan  dari netizen dan pengamat politik terhadap Ganjar antara lain indeks kemiskinan provinsi atau daerah. Jawa Tengah menurut data termasuk provinsi termiskin di Jawa, di bawah  Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Jakarta. Apakah benar yang dikatakan oleh lembaga pemeringkatan daerah tersebut?

Bicara data sebenarnya diragukan bahwa Jawa Tengah dikategorikan miskin, secara rata-rata dari pendapatan perkapita mungkin ya tetapi prosentasi penduduk miskin dan kaya tidak seekstrem daerah lain seperti Jakarta misalnya. Jakarta PDRB nya besar karena perputaran uang dan perdagangan memusat di Jakarta. Namun jika bicara penduduk miskin maka antara orang yang kaya raya dan yang miskin perbedaannya sangat mencolok. Sedangkan di Jawa Tengah yang memang PDB nya lebih kecil dan rerata UMR nya jauh di bawah provinsi lain di Jawa Tengah jurang perbedaan antara miskin dan kaya tidak ekstrem.

Ganjar sendiri mengalami ganjalan di partai tempat bernaungnya. Megawati dan jajaran elit PDIP tidak yakin dengan Ganjar,  mereka masih ngotot untuk mendorong Puan Maharani sang putri mahkota menjadi bidak untuk bisa bersaing dengan calon presiden dan wakil presiden lain. Padahal dari banyak survey, elektabilitas Puan masih rendah, meskipun didukung oleh propaganda berupa spanduk, banner dan upaya turun ke bawah menemui rakyat dengan segala pencitraan yang dipoles.

Anies sudah dirangkul Nasdem yang di tahun 2014 dan 2019 adalah pendukung utama Jokowi, Di tahun 2024 mereka mendukung tokoh yang menurut Zulfan Lindan (politisi Nasdem ) adalah antitesa Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun