Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Pameran Seni Rupa: Era Digital Melahirkan Hedonisme dan Individualisme

10 September 2022   21:40 Diperbarui: 10 September 2022   21:52 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembang Sepatu dan Pimpinan IFI (Istitute Francaise Indonesia, Foto koleksi Kembang Sepatu)

Pameran seni rupa karya 3 perupa Jakarta menampilkan tema unik, "Tidak Harus di Atas Rel". Pameran ini digelar di Institute Francais  Indonesia (IFI) di Jalan Wijaya I , Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Pameran karya tiga seniman, Chrsysnanda Dwilaksana, Ireng Halimun dan Kembang Sepatu berlangsung dari tanggal 2 -- 15 September 2022.

IFI secara rutin menggelar pameran dan kegiatan budaya yang membuat para seniman dan budayawan tetap aktif melakukan inovasi, kreasi di tengah situasi dan kondisi dunia yang penuh ketidakpastian karena covid 19 dan resesi serta inflasi.

Dalam pameran tersebut para seniman yang ingin berpartisipasi dalam melakukan kritik sosial lewat karyanya. Kembang Sepatu misalnya melukiskan kegelisahannya di kanvas dengan menampilkan menyoroti beberapa masalah yang sering ditemui di masyarakat. Hedonisme, individualisme dan ketidakpedulian masyarakat pada lingkungan sekitar.

Kembang Sepatu nama tenar Setyo Purnomo sebagai pelukis sekaligus guru seni rupa di sekolah swasta besar di Jakarta. Rajin mengikuti pameran-pameran khususnya di Jakarta Raya. Ia tergabung dalam kelompok seniman Jakarta.

Seniman punya feeling kuat untuk menangkap fenomena sosial, mengkritik dengan cara melukiskannya di kanvas. Sumber kegelisahan seniman bisa diejawantahkan dalam karya seni. Meskipun pesan dan kritikannya keras namun seniman umumnya bisa mengelola emosi tanpa harus anarkhis seperti oposisi dan mahasiswa saat ini yang mempunyai kecenderungan melakukan protes, kritik dan aksi yang cenderung tidak mengundang simpati masyarakat.

Lukisan Kembang Sepatu : Cover Up ukuran 100x100 cm mix media, tahun 2022 (koleksi Kembang Sepatu)
Lukisan Kembang Sepatu : Cover Up ukuran 100x100 cm mix media, tahun 2022 (koleksi Kembang Sepatu)

Pameran berjudul "Tidak Harus di atas Rel" ini menjadi arena ekspresi kegelisahan tiga pelukis Jakarta yang salah satunya berpangkat Brigadir Jenderal. Seniman selalu punya inovasi dalam menuangkan gagasannya.

Ide-ide seniman mengalir di tengah banyaknya persoalan yang akhir-akhir ini muncul dalam masyarakat. Contohnya lukisan Kembang Sepatu yang berjudul "Cover Up".  Kembang Sepatu memberi konsep lukisannya dengan menganalogikan bahwa kebusukan jika ditutup-tutupi akan tercium juga, suatu kejahatan jika ditutup-tutupi pasti akan terungkap juga.

Lukisan lainnya berjudul kamuflase. Lukisan satu ini menurut penulis adalah sebuah lukisan yang ingin menggambarkan tentang keong yang mampu bersembunyi dari sebuah dinding yang kasar, warnanya tembok itu mampu mengecoh mata dan berkamuflase seakan-akan keong itu adalah bagian dari tekstur tembok yang mirip warnanya dengan keong tersebut.

Kembang sepatu memanfaatkan berbagai media untuk membuat lukisan menjadi lebih unik dan membuat pengunjung pameran merasa penasaran dengan efek mix media yang dia buat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun