Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Butir-butir Kerinduan (17)

13 Juni 2022   20:03 Diperbarui: 14 Juni 2022   04:18 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi by Joko Dwiatmoko 

Ranting rambutan melambai-lambai. Aku duduk di pokok ranting besar. Sisi kanan dan kiri pohon-pohon besar. Mempunyai kekuatan apa dengan gagah berani bisa naik pohon dengan ketinggian lebih dari 10 meter. Melihat dari atas, manusia dari atas seperti melihat makhluk kecil, seperti semut yang berjalan. Tidak ada sindrom, tidak ada rasa takut jatuh.

Di masa remaja tantangan apapun dilibas, termasuk ketika mengetest diri untuk keluar malam, tanpa penerangan, berjalan di kegelapan. Waktu masih anak-anak ketakutan melihat hantu, gelap dan malam sangat terasa. Saat remaja keberanian mulai muncul, cara mengatasi rasa takut bagaimana?

Ini tips dari teman saya yang waktu kecil benar-benar penakut. Ia menantang diri untuk mencoba menembus kegelapan, menyusur jalan yang kanan kirinya kuburan. Keluar dari desa dan harus melewati bulak. Bulak itu sebuah area di mana hampir seluruh lahannya tidak ada penghuninya, hanya ada sawah, ladang dan bisa juga hutan tanpa penghuni. 

Melewati bulak bagi anak kecil dan remaja di desa, tidaklah asing, tapi ada beberapa anak yang tetap saja takut gelap, takut hantu, takut malam. Namun ketakutan harus ditaklukkan, kalau tidak ya,  menjadi penakut sepanjang hayat.

Itu yang dilakukan teman saya, dari melewati bulak dan kembali pulang ke rumah sekitar jam 7 malam, sampai kemudian menantang diri, melewati tempat angker dan wingit. Di desa, tempat wingit itu hampir ada di setiap jalan yang jarang ada penerangannya. Suasana gelap, dengan pohon-pohon besar di kiri kanannya. 

Di sepanjang jalan itu ada banyak perdu, gerumbul pisang, pakis kaji, air yang mengalir dari tebing atas ke bawah. Terkadang dari tiupan angin membuat bayang-bayang daun pisang seperti hantu, apalagi saat ada sedikit pantulan cahaya. Bagi yang penakut, daun tertiup angin saja bisa dikhayalkan sebagai hantu entah pocong, entah makhluk lain yang menyeramkan.

Awal sebuah keberanian adalah rasa penasaran itu sendiri. Kalau terlalu banyak dicekam khayalan, imajinasi, barangkali bahwa yang disebut hantu itu sebetulnya halusinasi.

 Tetapi memang ada yang mempunyai kecakapan khusus bisa melihat makhluk lain. Tetapi ada banyak orang yang sudah sengaja tidur di tempat keramat, pengin melihat keanehan dan menantang diri melihat bagaimana sih bentuk makhluk astral tetap saja tidak bisa melihat. Aku termasuk yang tidak peka, hanya kadang ada perasaan aneh, ada bergerak dari tengkuk, selanjutnya jantung terasa berdebar kencang, dan keringat dingin membanjir, tetapi tetap saja tidak bisa melihat.

Ada banyak teman penakut, aku pikir cuma diriku. Ternyata yang namanya takut ini hampir dimiliki semua orang. Meskipun wajahnya sangar mirip preman pasar tapi kalau soal takut ia bisa lari tunggang langgang bila melihat hantu, bahkan sampai pipis di celana.

Jangan dikira wajah sangar itu kadang penakut di satu sisi. Misalnya takut digertak pacar atau istri. Ada pepatah mengatakan wajah Rambo hati Rinto. Wajah dan badannya penuh otot tetapi sebetulnya hatinya baik. lembut selembut salju.

Suyut, punya wajah sangar, ia preman yang benar-benar bikin takut orang yang belum mengenalnya. Namun urusan istri ia benar-benar tekuk lutut. Hanya menunduk dan mendengar dengan diam saat istrinya ngomel. Lucu benar-benar. Tapi begitulah. Kadang bentuk fisik tidak selalu mencerminkan kekerasan dan kelembutan hatinya.

Dalam keseharian Suyut itu punya teman karib atau boleh dikatakan anak buah. Ia harus selalu menemani saat pergi malam, karena kalau ia berjalan sendiri, bisa terkencing-kencing bila melewati kuburan. Ia akan terbirit-birit bila mendengar suara seram yang muncul dari kuburan, atau tiba-tiba terdengar suara burung hantu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun