Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Surat untuk Para Oposan Negeri Ini

27 Januari 2022   14:02 Diperbarui: 27 Januari 2022   14:04 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.



Salam Hormat,

Di tengah isu-isu bergemuruh, apa sebenarnya yang terpikir oleh anda, sebuah Indonesia yang maju, negara berdaulat, atau sebuah keributan tidak berujung yang anda inginkan. Bila beda jalan dan menginginkan perubahan radikal tujuan anda ke mana untuk sebuah kedaulatan bangsa?


Perbedaan memanglah wajar dan itu normal dalam negara demokrasi, simpang jalan tidak terelakkan dalam setiap perjalanan, tidak semua harus satu visi dalam mewujudkan negara yang berdaulat. Lalu apa yang dipikirkan oleh anda, mengganti pemerintahan dan menyuntikkan ideologi baru sesuai dengan pandangan politik anda.

Saya sebenarnya tidaklah alergi-alergi amat dengan oposan, dulu juga ketika  ada sebuah rezim yang tidak saya sukai ada selalu kecenderungan beda pendapat dengan apapun yang menjadi kebijakan pemerintah. Oposisi adalah orang yang berseberangan visi, dan tidak menemui titik sepakat dalam hal kebijakan dan pendapat. Alasannya saya  merasa kebijakan pemerintah dulu bombastis, hanya ABS, tidak sungguh-sungguh, setengah-setengah. Saya tentu mengharap bukan sekedar menyenangkan banyak orang tetapi tidak berani populis.

Saya percaya masih ada kebaikan dalam kebijakan publik, tapi saya bingung dengan segala tetek bengek trik yang dipakai yang setelah saya pikir-pikir setelahnya lebih banyak buang-buang energi daripada kerja efektif. Lebih banyak pencitraan daripada kerja nyatanya.

Sekarang selama dua kali pemerintahan, rasanya tidak banyak yang membuat saya meradang, Cuma beberapa hal yang tidak pas dan memang patut dikritisi. Tetapi tidak perlu membabi buta sampai semua hal kebijaksanaan ditentang habis. Rasanya meskipun sedikit oposisi, sungguh merepotkan dunia. Suara-suara yang terdengar, komentar-komentar yang beredar lebih banyak menyerang pribadi, bukan kebijakan. Selalu saja ada isu komunis, selalu saja isu yang menyertakan keyakinan dan banyak pemuka agama lupa bahwa ia adalah ahli agama bukan ahli politik. Mereka yang ahli agama ingin eksis bergerak aktif di dunia politik sedangkan politik itu abu-abu dan cenderung licik saat ini.

Apa yang dimaui mereka yang sebetulnya bisa memberi pencerahan terhadap sisi-sisi gelap politik namun malah ikut larut menjadi abu- abu, tidak jelas ke mana arahnya. Oposisi ya oposisi namun harus tahu batasan ketidaksetujuan terhadap kebijakan bukan membabi buta membela yang beda. Oposisi itu bagus untuk mengingatkan dan memberi keseimbangan. Tetapi bukan semata beda dan lantas membuar semuanya mengeruh dan karut marut.

Saat ini fungsi oposisi kadang salah kaprah, menganggap semua hal yang dilakukan lawan itu salah dan tidak ada yang benar satupun. Maka mereka gencar melakukan serangan di segala lini termasuk berusaha menjebak dan menyangkutpautkan tanpa data yang jelas.

Saya bukan pembela bukan fanatik buta, tapi arah pemerintahan sekarang memang lebih bagus dari yang sebelumnya, terutama teladan orang nomor satunya. Antara kerja keras, kesederhanaan dan fokus, meskipun tidak dipungkiri bahwa dalam lingkarannya masih banyak orang-orang ambisius yang memanfaatkan celah untuk kepentingan pribadi. Tetapi harus diakui banyak terobosan baik yang membuat sebagian rakyat masih percaya. Saya ingat cerita Ajahn Brahm. Tentang dua bata jelek di bukunya si cacing dan kotoran kesayangannya. Ketika ada orang yang fokus melihat dua bata jeleknya pada sebuah bangunan dan berusaha merobohkan semuanya, Ajahn diingatkan oleh pengunjung yang mengatakan tembok yang anda bangun bagus. Ajahn Brahm protes karena ia merasa ada dua bata jelek yang merusak pemandangan.

Ajahn diingatkan oleh pengunjung itu."saya melihat dua bata jelek itu tetapi saya juga melihat 998 bata yang indah." Ajahn tersadar ia hanya fokus pada dua bata jelek sedangkan selama ini ia tidak memperhatikan 998 bata yang indah.

Kadang banyak orang, oposan, atau sekedar beda selalu fokus pada kejelekan yang terlihat, sementara ia tidak melihat banyak kebaikan yang sudah dilakukan tetapi luput dari perhatian. Kejelekan menjadi titik fokusnya sedangkan kebaikan diabaikan. Semoga oposisi melihat kebaikan pula diantara kejelekan-kejelekan yang ditunjukkan lawan anda.

Apakah semua kebaikan tidak terlihat tertutup oleh noktah yang anda perhatikan dari awal. Semoga saja, kritikan-kritikan dan perlawanan anda bukan semata perlawanan membabi buta,asal beda. Melihat semua yang dilakukan lawan anda itu buruk semua.

Apalagi jika serangan itu juga dicampuradukkan dengan ajaran agama yang sebetulnya netral tidak memihak. Yang terjadi keyakinan dan agamalah menjadi terseret dalam arus keburukan. Bukan agama yang menyiram dan menyeret keburukan menjadi jauh lebih baik.

Kalau  anda emosional dengan mengaduk-aduk nasion, etnis dan cenderung menghina hati nurani anda apa tidak bergejolak. Saya yakin bahwa dalam hati anda negara ini tidak ingin bubar, tapi karena politik maka anda harus berseberangan, tapi apakah membela yang salah itu juga bagian dari suara nurani anda.

Saya tidak mengerti dengan segala centangperenang politik saat ini, namun rasanya sisi demokrasi negara ini agak ironi, apalagi ditambah dengan banyaknya campuraduk agama dan politik. Dalam negara berkembang apakah selalu ada campuraduk kepentingan, masih memprioritaskan sentimen agama, etnik, suku, daripada logika dan obyektifitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun