Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Covid-19 dan Balada Manusia Galau

15 Juli 2021   16:38 Diperbarui: 15 Juli 2021   16:43 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:kesehatan.kontan.co.id

Untung saja saya bisa melewati malam meskipun tidurnya tidak nyenyak,  bisa melihat pagi dan akhirnya setelah persiapan kami berdua dengan taksi online menuju rumah sakit yang berada di pinggil Tol Jakarta Merak tersebut. 

Saya langsung dibawa ke IGD untuk menjalani pemeriksaan. Sedangkan  istri saya menjalani sejumlah urusan administrasi dan juga menandatangani surat pernjanjian bila pasien/ saya mengalami hal terburuk, masuk ICU dan mungkin tidak tertolong lagi.

Dalam perjanjian itu istri saya harus menandatangai sejumlah persyaratan yang isinya mengerikan yang intinya harus merelakan  untuk ditangani dengan prosedur covid. Hmm tambah parno istri saya.

Pada akhirnya saya bisa menjalani perawatan selama hampir 2 minggu. Makanan yang rasanya hambar saya paksa makan dan harus saya habiskan untuk mempercepat penyembuhan. 

Selama di rumah sakit saya intensif berkomunikasi dengan keluarga yang melakukan isoman. Imun diperkuat dengan mendengar musik, menggambar dan menulis.  Akhirnya setelah dua minggu dan melakukan PCR kedua meskipun masih dinyatakan positif tapi sudah bisa pulang untuk menjalani pemulihan.

Sehabis sembuh, kami menjadi lebih ketat dalam urusan kesehatan rajin mengkonsumsi vitamin dan bertambah pula dalam melakukan antisipasi agar tidak tertular lagi covid karena merasakan betapa sengsaranya terkena virus tersebut. 

Kami bersyukur bahwa masih diberi kesembuhan. Meskipun masih galau dan paranoid dengan virus tersebut kami berusaha terus melakukan hal -- hal yang membuat imun tidak terganggu.

Tapi kadang dengan lamanya pandemi ada gangguan lain berupa kebosanan,  muncul rasa marah , geram pada orang- orang yang bandel tidak mentaati protokol covid. Semakin membandel orang -- orang maka penyakit dan wabah tidak akan berlalu, malah muncul varian baru, lebih ganas , lebih mematikan. 

Dan terjadilah bom wabah yang meningkat tajam sekitar akhir Juni sampai Juli bahkan Indonesia masuk rekor dengan peningkatan sebagai peringkat ketiga terbesar di dunia jumlah korban wabah corona.

Itu karena banyak manusia sontoloyo yang sok sehat, sok menantang dan ngeyel melanggar prokes, akhirnya ketakutan bom peningkatan signifikan seperti yang dialami India terjadi di Indonesia. 

Hampir setiap hari mendengar berita duka, hampir setiap hari mendengar teman, saudara, tetangga, lingkungan satu kampung terkena virus. Dari artis, orang tua, anak - anak baik yang tidak mempunyai penyakit penyerta maupun hanya OTG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun