Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Yogyakarta dalam Ingatan

11 April 2021   14:57 Diperbarui: 11 April 2021   15:05 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yogya dulu Memang Ngangeni (id.pinterest.com)

Saya tidak akan cerita tentang pengalaman dugem di Papillon atau di tempat dugem lain di Jalan Magelang karena jujur selama sekolah di sana terus terang tidak berani coba- coba mampir karena kantong terbatas.

Dugem saya itu seringnya di unit kegiatan Teater  atau lampu sentir di angkringan dengan hiburan wayang kulit dari dalang terkenal waktu itu Ki Hadi Sugito, atau Ki Timbul Hadiprayitno,  Ki Mantep Sudarsono,  Ki Anom Suroto atau dagelan , Basio , Ngabdul dan kawan- kawan, dan paling mengesankan ketika sering menonton Ketoprak Mbeling yang penontonnya berjubel di Purnabudaya Yogyakarta.

Kalau di Yogya  Yogya lebih sering membicarakan tentang kuliner, kisah cinta menarik  seorang tokohnya bernama Gayuh dengan cintanya yang kandas. 

Gayuh yang pernah mengajar di Stella duce Yogyakarta dengan muridnya yang cantik - cantik dan cukup agresif, namun Gayuh ternyata pandai membuat suasana kelas menjadi menarik dengan sering menyanyikan lagu berbahasa Inggris.

Koleksi buku saya Novel karya Herry Gendut Janarto (dokumen pribadi, pernah diunggah di Kompasiana)
Koleksi buku saya Novel karya Herry Gendut Janarto (dokumen pribadi, pernah diunggah di Kompasiana)
Gayuh yang aktif main teater bersama tokoh teater terkenal hasil gemblengan Bengkel Teater Rendra, bermuncullah tokoh yang saat ini masih sering muncul di tivi, yaitu Susilo Nugroho, atau terkenal dengan sebutan Den Baguse Ngarso,  pengajar Teater Aswar An ( Saya sempat mengenalnya dulu ketika melihat pertunjukannya di Taman Hiburan rakyat. Dulu era 90 - an. Cerita tentang kisah cintah Gayuh yang kandas dan hari tua Gayuh yang sering bernostaligia di jalan - jalan Yogya sambil mencicip makanan  khas Yogya.

Yang saya ingat tentang Yogya tentu gudeg suwir. Kalau makan nasi gudeg pagi har rasanya blener karena porsi nasinya banyak, makan di sekitar jalan Mrican yang banyak toko foto copy dan toko alat tulis Yaitu toko Merah yang dulu nyempil di depan kuburan Bethesda pertigaan jalan Samirono. Yogya identik dengan angkiringan tempat nongkrong pelajar dan mahasiswa.

Dari Yogyakarta Angkringan akhirnya menjamur sekarang sampai ke Jakarta, Semarang dan kota - kota besar di hampir seluruh Jawa bahkan bukan hanya kota besar dan kota kecil, di desa dan kecamatan Sawangan Magelang pun sudah banyak angkringan yang membuat malam yang gelap lebih hidup karena banyak orang masih nongkrong meskipun malam sudah larut.

Dulu saya pernah diajak oleh senior saya di unit kegiatan Teater dan Sastra nongkrong di angkringan Garuda di depan Bethesda yang sekarang berdiri Galeria Mal. Tahun awal 90 - an belum banyak Mal yang ada toko toko di jalan Solo itu masih ramai orang jualan berbagai toko baju, alat sebagai pelengkap kost -- kostan. 

Yang paling legendaris itu adalah toko Liman di Malioboro, karena sering dituju mahasiswa kantong cekak yang ingin membeli lemari plastik rakitan, karpet plastik dan juga kain untuk bahan kanvas bagi mahasiswa seni. Kain kanvas, kain blacu dan segala perlengkapan rumah tangga lainnya cukup lengkap.

Jadi sampai saat ini ketika mendengar kata Yogyakarta, rasanya ingin terbang dan berlari menyusur jalan - jalan kenangan. Di beberapa tempat jadi teringat ketika usaha melakukan pedekate pada mahasiswi tapi berujung penolakan, betapa gigihnya melakukan pendekatan sampai pagi- pagi nongkrong di warung dekat tugu Catur Tunggal demi melihat sang calon kekasih hati, meskipun akhirnya dia menolak halus dengan mengatakan ingin konsentrasi kuliah, 

"Yo Wis. cari lagi hahahaha...Mungkin dia cukup seram melihat mahasiswa kucel rambut panjang yang sok gemagus...(sok ganteng ) tapi sangu cekak...syaulll."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun