Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Penulis Kompasiana Profesional atau Amatirkah?

5 April 2021   16:48 Diperbarui: 5 April 2021   17:11 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering ditanyakan rekan saya dapat bayaran berapa dari menulis di Kompasiana? Saya bingung menjawabnya sebab status saya sebagai anggota kompasiana adalah penulis biasa yang mendedikasikan artikel saya tersimpan dan dibaca oleh pembaca setianya.

Kalau dipikir ini adalah investasi pikiran, ide dan dengan rela merogoh kantong untuk bisa menghasilkan tulisan yang berkualitas. Kadang tidak sebanding dengan reward yang diterima yang nilainya untuk penulis biasa sekedar bisa membeli kuota.

Tapi kepuasan penulis kompasiana saya yakin bukan karena mendapat reward saja, kalau tujuannya mendapat bayaran dan honor ya salah alamat jika menulis di Kompasiana. 

Para penulis tentunya orang yang dengan rela menyediakan waktu, membalas komentar dan membuat tulisan yang bernilai. Lebih lebih jika tulisan masuk dalam kategori pilihan admin, dan lebih puas lagi jika masuk di Headline. Itu wow banget. Harapan berikutnya mendapat pembaca atau viewer banyak sehingga kemungkinan mendapatkan reward besar.

Jika menilik mereka para penulis Kompasiana yang bisa saja berasal dari penulis profesional yang memang hidup dari kemampuannya menulis, bahkan bisa saja para penulis profesional yang mendedikasikan sebagian artikelnya dibaca bebas dan menyumbang ide untuk menggairahkan semangat literasi generasi milenial yang tampaknya gadget freak. 

Para penulis profesional itu anggaplah pro bono menyumbangkan pemikirannya untuk dipetik dan dibaca para penulis pemula dan amatir bagaimana membuat tulisan yang mampu diubah menjadi tambang uang.

Meskipun mereka tidak rutin sebab pastinya mereka lebih memprioritaskan kegiatan utama mereka menulis untuk mencari uang, namun sesekali muncul idealisme yang harus tersalurkan secara merdeka dengan menulis di blog.

Penulis profesional mungkin lebih peka dengan isu - isu terkini sehingga ia tahu membuat artikel yang bernilai dan memperbesar peluang mendapatkan viewer tinggi. Tetapi penulis profesional itu datang dan pergi dari kompasiana. Mereka tidak secara total menulis, kalaupun ada yang aktif tidaklah banyak. Hanya pada moment tertentu mereka menampakkan hidungnya dan menulis beberapa topik tentu saja ada yang benar benar nge fans dan menunggu tulisannya yang bernas dan inspiratif, lainnya hanya kadang muncul ketika ada isu - isu yang menarik ditulis.

Menurut penerawangan saya sebagai pengamat amatir hehehe.... Lebih banyak penulis amatirnya karena meraka hanya menyalurkan hobi menulis, berharap tulisan karyanya tidak hilang menguap begitu saja karena sering.Tipe tipe penulis yang girang jika tulisannya mendapat tanggapan positif, sering mendapatkan ganjaran muncul di Nilai tertinggi, terpopuler dan rutin masuk di Headline. Kepuasan penulis amatir memuncak ketika mendapatkan tulisannya rajin mengisi Headline.

Di mana posisi anda sebagai penulis profesional atau amatir yang sekedar hobi menulis, syukur - syukur mendapat reward banyak sehingga bisa mengisi tabungan gopay sewaktu - waktu pengin pesan kopi tanpa perlu uang receh.

Dalam sebuah buku dari penulis bernama Kamal Kamandaka, tertulis judul Jangan Menjadi PENULIS Profesional Jika Ingin Rugi. Iya kalau dipikir-pikir penulis profesional akan rugi jika menulis di Kompasiana, maka penulis sendiri maklum bahwa mereka para menulis profesional akan lebih mendahulukan proyek mereka yang menghasilkan uang daripada mempublish artikelnya di Kompasiana. 

Kompasiana memang rumah bersama para pehobi menulis namun tidak mungkin bisa diandalkan sebagai penopang hidup. Apakah ada yang berani memproklamirkan diri menjadi penulis profesional yang menggantungkan diri dari reward Kompasiana? Saya yakin para penulis Kompasiana tidak akan berani gambling, karena sebagian dari penulis pasti mempunyai pekerjaan lain yang bisa mengepulkan asap dapur mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun