Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pertaruhan Moeldoko dan Narasi Kacang Lupa pada Kulitnya

29 Maret 2021   16:14 Diperbarui: 29 Maret 2021   16:14 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moeldoko (CNNindonesia.com)

Jendral Dr. H Moeldoko SIP kepala staf kepresidenan kabinet Jokowi telah bertindak gegabah dengan menyanggupi menjadi pimpinan versi KLB Deli Serdang. Apa yang terpikir oleh Moeldoko sehingga mau merusak harmoni partai Demokrat. Konstalasi politik sedang panas, Moeldoko malah memancing di air keruh. Ini menjadi pembelajaran politik buruk bagi partai politik karena membuat Demokrat di mata masyarakat cacat.

Pertaruhan Moeldoko hanya akan merusak reputasinya sebagai jenderal karir yang memuncak ketika diangkat sebagai panglima era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jenderal yang terang benderang karirnya harus mempertaruhkan reputasi di masa pensiunnya. 

Moeldoko harus memilih menjadi kepala staf KSP atau mundur. Itu pilihan realistis. Sebab jika masih jalan kedua duanya pasti akan ada pertempuran kepentingan di satu sisi sebagai bagian dari pemerintah di sisi lain sebagai perusak harmoni kehidupan partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono. 

Barisan jaket biru berlambang mercy tidak ingin ada perpecahan maka apapun yang dilakukan oleh Moeldoko cacat secara hukum. Mereka yang berada di seberang sebaiknya mundur karena yakin bahwa kemenkumham tidak akan mengesahkan AD/ART mereka karena cacat hukum.

Bagaimanapun Demokrat versi Moeldoko tidak legal, maka sebaiknya Moeldoko harus tahu diri untuk tidak boleh masuk terlalu dalam dalam urusan kehidupan rumah tangga partai Demokrat. Keputusan sudah final AHY adalah pimpinan partai secara aklamasi dan dan terpilih dari berbagai pelosok tanah air.

Moeldoko dalam keterangannya yang dimuat di CNN mengatakan: "Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat, kekisruhan sudah terjadi arah demokrasi bergeser di dalam tubuh demokrat," kata Moeldoko dalam sebuah tayangan video.

Pernyataan Moeldoko tendensius karena hanya datang dari para pengacau dan mereka yang kecewa terhadap SBY dan keluarganya. Dari berbagai pernyataan Moeldoko itu jelas bahwa Mantan Panglima era SBY itu telah lupa budi baik Presiden ke-6 yang telah mengangkatnya menjadi TNI dengan pangkat tertinggi dan karir tertinggi sebagai panglima ABRI. 

Seharusnya Moeldoko tidak menerima pinangan sebagai pimpinan Demokrat versi KLB. Ini menyakiti nurani partai demokrat secara keseluruhan. Jika menjadi partai solid tidak boleh ada kubu -- kubuan yang akan membuat masyarakat terbelah dan menganggap Demokrat tidak profesional.

Banyak kritik datang, banyak pendapat bahwa Demokrat akan hancur jika membiarkan perseteruan terus berlangsung. Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengingatkan pada kubu KLB Deli Serdang untuk diam dan tidak menyebarkan fitnah tentang Demokrat apalagi mengaitkan Edhi Baskoro dengan kasus  Korupsi Hambalang. Andi Malarangeng juga meminta agar jangan mengaitkan Ibas dengan Hambalang, dia tidak terlibat.

Demokrat mengingatkan pada Jenderal Moeldoko agar tidak memprovokasi membuat berita hoaks, membuat fitnah yang membuat Demokrat secara keseluruhan dirugikan. "Jika memang tidak punya bukti apa - apa, jangan sibuk menebar fitnah dan Hoax. Sebaiknya diam saja daripada mengotori raung publik dengan kata- kata yang tidak bermanfaat." lanjut Herzaky.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun