Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Corona Virus dan Penyebarannya yang Unik

28 Maret 2021   17:30 Diperbarui: 28 Maret 2021   17:42 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sketsa ucapan terimakasih telah di rwat di rumah Sakit UKRIDA selama terkena Covid -19 (dokumen pribadi)

Istirahat Total Selama Perawatan Hingga otot Kendor

Sayangnya prosedur Puskesmas yang berbelit agak merepotkan untuk membuat rujukan agar bisa segera masuk dan ditangani di rumah sakit selain RSUD. Paginya saya bersama istri ke RS UKRIDA. Di sana selama satu jam lebih berada di IGD sedangkan istri yang masih positif mengurus administrasi untuk dirawat dengan mendapatkan pembiayaan penuh dari Kemenkes. Lagi- lagi yang agak merepotkan ketika urusan dengan puskesmas, meskipun akhirnya setelah dua jam akhirnya gol dan saya mendapatkan kamar di lantai 6. 

Sebelum masuk kamar, saya masuk ke MRI untuk foto torak dan dan kepala. Caranya ketika mau di foto ambil nafas, tahan kemudian nafas dikeluarkan lewat mulut sampai diulang dua kali, setelah itu baru masuk ruang perawatan di mana ada dua pasien covid yang sore harinya sudah boleh keluar.

Selama beberapa hari saya tidur sendirian di ruang tersebut. Sunyi sepi dengan selang infus di tangan.

Makanannya yang kurang asin dan minuman yang kadang tidak saya habiskan. Maka saya diberi obat curcuma untuk meningkatkan nafsu makan. 

Bergerak sedikit, banyak tidur, banyak berbaring membuat saya bosan juga, untungnya ada buku gambar yang menemani saya sehingga saat sepi saya membuat coretan -- coretan pen di atas buku gambar. Gambar -- gambar itu sudah pernah saya tunjukkan di Kompasiana, sebagai ilustrasi tulisan saya ketika masih berbaring di ruang perawatan. Saya menulisnya dengan HP, agak susah tapi lama -- lama cukup terbiasa.

Saat berbaring iseng membuat gambar tentang Nakes di rumah sakit dengan APD nya (Dokumen pribadi)
Saat berbaring iseng membuat gambar tentang Nakes di rumah sakit dengan APD nya (Dokumen pribadi)
Kalau saya menulis di Kompasiana biasanya saya menggunakan laptop dengan bantuan mause Bluetooth dan keyboard yang lebih besar hingga tidak merepotkan ketika menulis. Beda kalau di HP seringkali mengalami salah ketik dan typo, jadi saya harus mengedit dulu, padahal kadang editan saya kurang teliti hingga masih sering banyak salah dalam ketikan.

Penyebaran yang Tidak Terduga, Jadi Harus Selalu waspada

Covid -- 19 itu fenomena, penyebarannya benar- benar luar biasa. Sampai seluruh dunia terkena dampaknya. Kuburan banyak yang penuh dari Tegal Alur sampai Pondok Rangoon penuh. Sampai muncul kuburan Rorotan di Jakarta Utara. Negara -- negara besar seperti Amerika dan Eropa juga terkena dampaknya sampai ada yang mengharuskan lockdown untuk mengunci persebaran Covid -- 19.

Bagaimana sih sebetulnya penularannya? kenapa bisa kecolongan padahal sudah disiplin melakukan proteksi. Itulah misteri. Lengahnya manusia tidak bisa diduga, maka meskipun kita sudah melakukan protokol kesehatan dengan benar bukan berarti tidak ada celah untuk tertular, contohnya saya sudah kurang apa melakukan protokol kesehatan tapi ketika stamina tengah drop dan imun turun dan kebetulan lengah saat makan di luar ada virus yang mampir dan masuk ke tubuh yang sedang leman daya tahan tubuhnya.

Selama 12 hari di rawat pelayanan sih saya nilai memuaskan karena perawat, dokter dan cleaning servis serta penyedia menu disiplin mengontrol kesehatan pasien. Mengontrol  dengan menyuntikkan cairan vitamin C yang perih di saluran vena, cairan antibiotic, saturasi oksigen dan mengontrol tensi pasien. Obat disiapkan dan snack juga tersedia. Setelah saya mulai merasakan dampak curcuma makanan apapun terasa mulai enak, tapi masih ngos -- ngosan bila ngobrol terlalu lama atau setelah BAB (Buang air besar).

Yang penting yang harus diperhatikan oleh pasien COVID 19 adalah kepatuhan untuk mengikuti prosedur perawatan. Setelah tujuh hari biasanya pasien di swab dan dilihat perkembangan kesehatannya. Jika masih positif masih dirawat beberapa hari lagi, jika imun tubuh membaik, masih positif, tapi sudah tidak membahayakan lagi virusnya maka pasien boleh pulang dan menjalani isolasi mandiri di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun