Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kepada Sobatku, Sahabat Penaku 2021

31 Desember 2020   13:43 Diperbarui: 31 Desember 2020   13:54 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepada Yth,

Sobat Terbaikku 2021

Di Tempat

Aku hampir frustasi menyusuri tahun  2020, ingat nggak Dik, ketika awal hari saja sudah ada banjir yang melanda Jakarta. Ipar saya habis pesta Tahun baru langsung menginap di rumah orang tuanya karena rumahnya terendam cukup tinggi, belum merasakan bagaimana perjalanan tahun yang baru sudah muncul berita wabah penyakit baru yang disinyalir berasal dari Wuhan China. Virus yang menyerang pernafasan dan melemahkan imun manusia. Wuhan mencekam dan banyak korban berjatuhan. Bahkan akhirnya Wuhan ditutup dan tidak boleh ada aktifitas di luar rumah, hampir semua orang panik karena virus itu bisa menular dari kontak tubuh juga melalui udara. Maka dengan cepat mereka menutup rapat - rapat kegiatan luar rumah. Kamu tahu virus itu berkembang cepat,bukan hanya di Wuhan, seluruh China juga terkena dampaknya. Dalam waktu relatif cepat, bukan hanya China tapi menyebar ke hampir seluruh dunia. Indonesiapun akhirnya terkena dampaknya sekitar bulan Maret.

Virus telah bermutasi belum ada yang bisa seratus persen membasminya. Makanya sampai tahun berakhir di tahun ini belum ada obat khusus yang mampu melenyapkan virus tersebut. Yang bisa dilakukan oleh manusia hanya bisa mencegah terjadinya penularan dengan menghindari kerumunan, memakai masker agar tidak menghirup udara yang penuh dengan aneka sel yang salah satunya bisa saja sel virus Korona. Jutaan korban bertumbangan, tidak terbilang paramedis sudah menjadi korban keganasan korona, sudah trilyunan rupiah dikeluarkan tetap saja belum ada solusi yang pas untuk bisa menghentikan penyebaran virus, malah muncul virus varian baru yang lebih cepat dan lebih mengerikan.

Saya percaya saat ini banyak orang yang merasa paranoid, terganggu kejiwaannya. Sudah mulai banyak yang frustasi bagaimana lepas dari masalah. Namun di antara banyak yang paranoid, masih banyak juga yang tidak percaya, mereka tetap beraktivitas, masa bodo dengan penyakit, masa bodo dengan ancaman. Apakah benar tindakan mereka ? Aku sendiri tidak tahu, banyak hal yang tidak masuk akal, tidak dibisa dinalar dengan logika, semuanya penuh misteri. Apa yang terjadi tahun ini benar - benar luar biasa, Tidak mengira karena di akhir Desember pada tahun lalu resolusiku rasanya tidak pernah menyangka akan muncul virus semacam Korona. Banyak harapanku terutama tentang hobiku menulis, tentang berbagai rencana jalan - jalan, live in, pulang kampung. Semuanya ambyar.Aku dan keluargaku berusaha taat pada protokol kesehatan untuk tidak bepergian ke luar kota kalau tidak penting, mengajar dari rumah, meskipun kadang - kadang ke kantor kalau pas penting. Semua hal akhirnya harus dikerjakan dari rumah termasuk mengajar dan menyelesaikan administrasi. Karena dipaksa dan harus menjalani apa yang semula tampak mustahil menjadi terbiasa.  Mengajar siswa dari rumah, dengan meja pendek dan laptop yang kebetulan mampu memberikan jaminan bahwa dengan mengajar jarak jauh aku masih bisa memberikan ilmu kepada para siswa.

Kemauan, tekad dan usaha mendorong setiap orang meskipun berumur harus bisa menyesuaikan dengan teknologi baru. Ketergantungan pada benda digital terus terang membuat hidup terasa mager, jarang gerak dan hanya berkutat dari ruang tamu, terus ke meja kerja, menulis, mengajar, membaca buku dan berkhayal.

Tapi ada beberapa hal yang aku syukuri, tahun ini aku cukup produktif menulis. Bayangkan bagaimana caranya menyelesaikan sekitar 4 Novel. Ada sekitar beberapa judul yang masih proses berjalan dan rasanya tidak bisa menamatkan sampai bab terakhir tahun ini. Tidak apa yang penting aku bisa menyelesaikan meskipun entah kapan, besok, lusa, minggu depan atau tahun depan, aku sedang membuat ancang - ancang agar bisa menyelesaikannya.

Sisi positifnya ketika aku di rumah adalah aku bisa melakukan kontemplasi, permenungan, atau membuat motivasi diri, motivasi pada orang lain lewat tulisan. Apakah ada yang menyangka bahwa dalam waktu tidak kurang 10 tahun bisa menyelesaikan artikel dengan jumlah ribuan. Diantara kesibukan mengajar, masih bisa menyisihkan waktu untuk menulis. Aku pikir kalau ditotal dari aktivitas menulis aku bisa menulis lebih dari jumlah hari selama 1 tahun. Sebab aku menulis novel yang jumlah halamannya sekitar 100 an halaman  lebih dengan jumlah katanya rata - rata 25 ribu kata. Belum lagi artikel,puisi dan catatan - catatan lain yang tidak aku publikasikan dan hanya untuk dibaca sendiri. 

Ternyata aku bisa melakukannya apa yang tidak terpikirkan sebelumnya. Jadi jika hidup dihayati dengan mengalir dan optimis sebetulnya setiap masalah bisa diselesaikan. Dalam tahun ini kadang tidak menyangka mereka yang sedang dalam puncak karirnya harus mengakhiri perjalanan hidupnya, dipanggil Yang Maha Kuasa. Pokoknya tahun 2020 banyak kejutan terjadi termasuk menjelang tutup tahun dengan dibubarkannya salah satu ormas di tanah air. Aku sedang tidak ingin membahasnya, itu wilayah politik, penilaian hitam putihnya silahkan ditulis mereka yang ahli menulis dengan analisis akurat, kalau saya ikut -- ikutan menulis nanti malah salah persepsi.

Oh, oke Dik, aku berkirim surat ini kepadamu, berharap ada perubahan, ada matahari yang bersinar cerah, ada bulan purnama yang benderang memantulkan sinar matahari dalam kegelapan malam. Semoga semesta alam tidak bereaksi atau malah membuat kejadian baru yang tidak diharapkan. Cukup sudah kesedihan tahun ini, semoga menjadi bahan kontemplasi, kami ingin berharap tahun 2021 adalah tahun keberuntungan, tahun penuh rasa syukur, meskipun itu hanya angan saja. Semoga ada titik balik di mana fajar menjadi cerah tidak diliputi mendung. Semoga kami bisa bekerja normal lagi dan bisa berinteraksi secara bebas dan diliputi ketakutan oleh ancaman virus. Kami sebetulnya sudah lelah, kapan ya suasana normal bisa kembali.

 Dik, sebetulnya banyak yang ingin aku ungkapkan, ingin curhatkan pada kamu. Semoga kamu terketuk dan mampu memberikan janji pasti kehidupan yang lebih baik. Tapi ya sudahlah kalau aku menulis panjang takutnya kamu malah mual dan pusing melihat panjangnya kata - kata yang aku tulis ini. Ini adalah buih harapan, semoga kamu mengerti isi hatiku, mengerti benar bahwa benih cinta yang bertumbuh dahulu, lupakanlah, kita sudah mempunyai kehidupan masing - masing, tapi aku masih merasa kamu adalah sohibku yang mau menampung kegalauan hatiku. Kamu selalu membalas suratku dan selalu menyembangati aku saat aku merasa terpuruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun